Wawancara Khusus
Wawancara Khusus Kepala BPS Sulbar Terkait Angka Kemiskinan Sulawesi Barat dan Faktor Penyebabnya
Kalau untuk kemiskinan mungkin tidak bisa hilang di suatu tempat, yang ingin kita hilangkan adalah miskin ekstrem yaitu presentasenya mendekati nol
Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
Di BPS mengkategorikan penduduk miskin adalah meraka yang nilai konsumsinya itu kurang dari 2.100 kilo kalori per orang per hari plus kebutuhan primer non makanan.
Jadi di sini kami menyampaikannya orang itu sebenarnya adalah jiwa. Kadang-kadang bayi itu tidak dihitung, padahal di BPS itu dihitung sehingga biasanya kami menyebutnya adalah rumah tangga miskin. Jadi satu rumah tangga itu ada berapa jiwa.
Host: Ya, menarik sekali. Kemudian, aspek apa saja menyebabkan sehingga Sulbar sempat dinobatkan daerah termiskin. Seperti apa gambaran umumnya?
Tina: Kami ingin menyampaikan dulu untuk konsep penduduk miskin ekstrem itu kalau pengeluaran rumah tangganya kurang dari Rp 362.692 rupiah per kapita per hari. Itu sekitar 1,9 dolar US. Itu kesepakatan antar negara.
Untuk di Sulbar, persentase penduduk miskin di Maret 2024 itu 11,21 persen. Sebenarnya jika dibandingkan Maret 2023 itu ada penurunan kemiskinan 0,28 persen poin.
Kalau kita lihat, ya penurunan persentase kemiskinan itu dibandingkan Maret 2024 dan 2023 terbesar itu terjadi di Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Sulbar urutan ketiga penurunan kemiskinan di regional Sulawesi.
Untuk kemiskinan ekstrem, tahun 2023 angka kemiskinan ekstrem turun dari 2,94 persen di 2022 menjadi 0,75 persen di 2023. Jadi sebenernya di 2023 kemiskinan ekstrem di Sulbar itu di bawah 1 persen atau mendekati nol. Kemudian, di Maret 2024 menjadi 1,46 persen.
Untuk Sulbar yang angka kemiskinan ekstremnya 1,46 persen itu angkanya sama dengan Gorontalo. Sulbar masih di bawah Maluku dengan tingkat kemiskinan ekstrem 1,98 persen dan jauh di bawah Papua Tengah 6,09 persen.
Peningkatan kemiskinan ekstrem di Sulbar tertinggi karena tahun lalu, 2023 itu 0,75 persen menjadi 1,46 persen. Kenaikannya ini tertinggi, tapi angka kemiskinan ekstremnya itu masih banyak di bawah provinsi yang lain
Host: Jadi, masih kurang lebih ya, Bu di ambang batas. Kalau dalam tanda kutip masih batas normal yang ditetapkan pemerintah?
Tina: Targetnya nol koma. Harus mendekati no koma target prioritas presiden.
Host: Kemudian apa sih dampaknya untuk kehidupan masyarakat. Ini dampak sosial kemiskinan dampak sosial lainnya seperti angka putus sekolah, pernikahan dini yang tinggi, dan yang masih jadi bahan pembicaraan stanting.
Tina: Jadi, media seperti ini ya podcast yang dilakukan Tribun Sulbar sangat penting untuk selalu diangkat soal kemiskinan ekstrem. Ini harus jadi perhatian utamanya pemerintah daerah dalam pengentasan kemiskinan ekstrem mengigat dampak dari kemiskinan ekstrem di suatu wilayah.
Saya ingin menjelaskan tingkat kesejahteraan masyarakat itu terbagi dari 10 desil. Desil 1, desil 2, desil 3, sampai yang tertinggi desil 10.
Jadi desil 1 itu yang paling terbawah, kemiskinan ekstrem itu biasanya ada di penduduk di desil 1. Ketika suatu rumah tangga itu berkategori miskin ekstrem, maka dia itu ada banyak di desil 1.
Tina Wahyufitri
BPS Sulbar
Podcast Bicara Sulbar
kemiskinan ekstrem
Kemiskinan Sulbar
wawancara khusus
WANSUS: BPOM Mamuju Ungkap Pentingnya Cek Klik untuk Pangan Aman & Hindari Kosmetik Bahan Berbahaya |
![]() |
---|
Wawancara Khusus Febrianto Wijaya: STY Dipecat Langkah Berani PSSI 4 Laga Jadi Pembuktian Patrick |
![]() |
---|
Wansus Sutinah Suhardi: Tantangan Penanganan Gempa Saat Covid Hingga Rela Pindah Demi Kota Mamuju |
![]() |
---|
Wawancara Khusus Zulfikar Suhardi: Sulbar Kaya Spot Wisata Menarik, Butuh Pengelolaan Lebih baik |
![]() |
---|
Wawancara Khusus Arsal Aras: Dengar dan Catat Aspirasi Warga Hingga Wujudkan Mateng Kota Agropolitan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.