Bocah 3 Tahun Meninggal Dunia

Bocah 3 Tahun di Mamuju Meninggal Diduga Vaksin Polio, Nakes Bantah Sebut Tak Masuk Kategori KIPI

Menurutnya, kejadian yang dialami Abizar setelah vaksinasi pada 15 Agustus tidak memenuhi kriteria Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI).

Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
zoom-inlihat foto Bocah 3 Tahun di Mamuju Meninggal Diduga Vaksin Polio, Nakes Bantah Sebut Tak Masuk Kategori KIPI
Tangkapan layar
Bocah asal Tapalang meninggal dunia usai terima vaksin polio

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Rahmia, penanggung jawab program vaksin polio memberikan klarifikasi terkait meninggalnya Muhammad Abizar, balita berusia 3 tahun asal Desa Rantedoda, Kecamatan Tapalang, yang sebelumnya telah menerima vaksin polio.

Rahmia menegaskan bahwa kematian Abizar tidak disebabkan oleh vaksin polio yang diterimanya.

Menurutnya, kejadian yang dialami Abizar setelah vaksinasi pada 15 Agustus tidak memenuhi kriteria Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI).

KIPI sendiri adalah kondisi medis yang tidak diinginkan yang muncul setelah imunisasi, namun belum tentu berkaitan langsung dengan vaksin yang diberikan. 

Gejala KIPI bisa berupa ketidaknyamanan ringan atau hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak normal.

"Setelah vaksinasi dalam 24 jam pertama, Abizar kembali ke Posyandu dalam keadaan sehat dan diberikan vitamin pada 19 Agustus. Jadi, kematiannya bukan disebabkan oleh vaksin polio," ujar Rahmia saat dihubungi pada Minggu (25/8/2024).

Lebih lanjut, Rahmia menjelaskan bahwa pada 22 Agustus pukul 06.14 WITA, Abizar dibawa ke Puskesmas Tapalang dengan keluhan sesak napas dan lendir di tenggorokan.

Sebelumnya diberitakan, balita tersebut telah mengalami batuk dan demam selama kurang lebih satu minggu, serta penurunan nafsu makan.

Baca juga: Namanya Diganti Orang Lain Jawara Pekan Kreativesa Sulbar Ungkap Kekecewaan, Fajrin: Kaget Saya!

Baca juga: Bentor Adu Banteng dengan Avanza di Polman, Penumpang Meregang Nyawa

Rencana untuk merujuk pasien ke RSUD Mamuju pada 23 Agustus pukul 09.00 WITA terhambat karena keluarga menolak dengan alasan tidak memiliki keluarga di Mamuju.

Keluarga memutuskan untuk membawa Abizar pulang dari Puskesmas Tapalang pada pukul 11.30 WITA dengan rencana untuk membawa anak tersebut ke Majene, tempat neneknya tinggal.

Pada malam harinya, pukul 22.00 WITA, kondisi Abizar semakin memburuk dan ia dibawa ke Puskesmas Pamboang, Kabupaten Majene dalam keadaan sesak dengan banyak lendir di tenggorokan.

Hanya setengah jam kemudian, pukul 22.30 WITA, Abizar dirujuk ke RSUD Majene.

Namun, saat tiba di RSUD Majene pukul 22.59 WITA, kondisi Abizar sudah sangat kritis dengan saturasi oksigen hanya 87.

Dokter menduga Abizar menderita Broncho pneumonia dan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

Setelah berjuang selama beberapa jam, pada tanggal 24 Agustus pukul 00.15 WITA, Abizar dinyatakan meninggal dunia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved