Breaking News

Berita Mamuju Tengah

Pemprov Sulbar Beri Sepatu & Tas kepada Siswa SD di Mamuju Tengah yang Bersekolah Pakai Sendal Jepit

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Mithar kepada Firdaus di halaman sekolah Inpres Kuo. Pada kesempatan tersebut Firdaus diantar guru sekolah

Editor: Ilham Mulyawan
Pemprov Sulbar
Kdis Pendidikan Sulbar beri sepatu kepada anak di mateng 

TRIBUN-SULBAR.COM, MATENG -- Pemprov Sulbar, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar langsung merespon adanya anak siswa SD atas nama Firdaus tidak memiliki sepatu saat hari pertama sekolah di Mamuju Tengah.

Dimana, saat hari pertama sekolah anak tersebut hanya bisa menggunakan sendal jepit.

"Pagi ini kami di SD Inpres Kuo Desa Kuo Kec. Pangale Kabupaten Mateng menyerahkan Seragam dan Perlengkapan Sekolah pada anak yg kemarin masuk sekolah pakai sandal jepit" ujar Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar Mithar, Selasa 16 Juli 2024.

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Mithar kepada Firdaus di halaman sekolah Inpres Kuo. Pada kesempatan tersebut Firdaus diantar oleh guru sekolah.

Siswa sekolah dasar (SD) inpres Kuo Kecamatan Pangale Kabupaten Mamuju Tengah, Muhammad Firdaus harus menggunakan sendal jepit karena orang tuanya tidak memiliki uang membelikan sepatu.

Baca juga: Laskar Laba-laba Besti Siap All Out Menangkan Bebas Manggazali dan Siti KDI

Baca juga: Sulbar Satu-satunya Provinsi Berhasil Capai Target Vaksin TB, Idris: Harus Dipertahankan!

Foto Firdaus menggunakan sendal jelit viral dimedia sosial, sehingga banyak masyarakat Sulbar pada umumnya sedih melihatnya.

Makanya, melalui arahan Pj Gubernur Bahtiar Diknas Sulbar langsung bergerak cepat membantu anak tersebut.

Sehingga, bisa menggunakan sepatu saat pergi ke sekolahnya.

Diberitakan sebelumnya, Seorang siswa bernama Muhammad Firdaus (7) di Sekolah Dasar (SD) Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), terpaksa menggunakan sandal jepit lusuh ke sekolah.

Firdaus butuh sepatu sekolah, namun orangtuanya belum sanggup membelikan sepatu baru untuk anaknya yang baru pertamakali masuk sekolah.

Selain tak sanggup membeli sepatu, pakaian seragam sekolah Firdaus juga masih dicicil oleh orangtuanya.

Kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh harian dan jual sayuran yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-sehari.

Keterbatasan ekonomi sehingga Firdaus bersekolah dengan kondisi yang sangat memperihatinkan.

"Hari pertama masuk sekolah Firdaus tidak pakai sepatu karena belum ada uang untuk beli, itupun seragam sekolah dan pramuka masih dicicil," kata Rudi kakak dari Firdaus, kepada Tribun-Sulbar.com, Senin (15/7/2024).

Rudi mengaku, ibunya hanya keliling jualan sayur setiap hari dengan menggunakan sepeda, sedangkan bapaknya hanya bekerja buruh harian dan juga garap sawah orang lain.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved