Harga Beras Melonjak

Harga Beras Melonjak, Pengusaha Warung Makan di Mamasa Putar Otak

Diketahui harga beras jenis kepala atau ciliwung, merangkak naik sejak beberapa pekan terakhir.

Penulis: Hamsah Sabir | Editor: Nurhadi Hasbi
zoom-inlihat foto Harga Beras Melonjak, Pengusaha Warung Makan di Mamasa Putar Otak
Hamsah Sabir/Tribun-Sulbar.com
Rumah makan sabar menunggu di Jl Pendidikan Lingkungan Tatoa, Kecamatan Tawalian, Kabupaten Mamasa.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMASA - Kenaikan harga beras jenis kepala atau ciliwung di Kabupaten Mamasa, sangat berdampak pada pemilik rumah makan (RM).

Diketahui harga beras jenis kepala atau ciliwung, merangkak naik sejak beberapa pekan terakhir.

Sebelumnya harga beras berada di angka Rp 14 ribu perkilo atau Rp 12 ribu perliter, kini mencapai Rp 16 ribu per kilo gram.

Akibatnya, pemilih warung makan harus putar otak, mensiasati kenaikan harga beras agar usahanya tetap berjalan.

Salah satu pemilik RM di Mamasa, Rapika (26) saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com, mengaku, kenaikan harga beras sangat berdampak baginya.

"Iye berdampak sekali Pak," ungkap Rapika saat ditemui di warungnya Jl Pendidikan, Lingkungan Tatoa, Kelurahan Tawalian, Selasa (27/02/2024).

Rapika mengemukakan, dengan kenaikan harga beras selaku pemilik warung juga tak serta merta harus menaikkan harga makanan.

Sebab kata dia, jika mengikut pada kenaikan beras, harga makanan juga harusnya dinaikkan.

Akan tetapi kata dia, tentunya akan berdampak lagi pada pelanaggannya.

Degan begitu ia harus mengurangi porsi nasi yang dulunya ada tambahan kini disiasati dengan dikurangi bahkan ditiadakan.

"Dampaknya banyak hal kita sebagai pemilik rumah makan tidak bisa asal menaikkan harga makanan karena ditakutkan para pelanggang itu tidak berbelanja lagi jadi terpaksa kami cuman mengurangi porsi nasinya saja, yang biasanya kami memberikan nasi tambahan yang lebih sekarang kami kurangi porsi nasi tambahnya," keluh Rapika.

Memang harga beras lokal masih berada di angka normal, namun pemilik warung juga tak mau beralih.

"Sebenarnya kami boleh beralih ke beras lokal tapi kalau masalah kualitas jelas beda," katanya.

Sehingga kata dia, untuk memastikan pelanggan tetap puas dengan hidangannya, dirinya mensiasati dengan mengurangi nasi tambahan.

Dirinya berharap, selaku pemilik rumah makan agar harga beras bisa normal kembali agar tidak membratkan para pemilik rumah makan.(*)

Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com, Hamsah Sabir.

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved