Stunting Sulbar

BKKBN Sulbar Gelar Rapat Koordinasi Program Percepatan Penurunan Stunting

ada dua faktor yang menyebabkan tingginya angka stunting, yaitu faktor sensitif dan spesifik.

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Suandi
Kepala BKKBN RI,Hasto Wardoyo (tengah) didampingi Sekprov, Muhammad Idris (sebelah kanan) Kepala BKKBN Sulbar, Resky Murwanto (ujung kanan) dan tamu undangan lainnya di acara rapat koordinasi percepatan penurunan stunting Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) di Ballroom Grand Maleo Hotel & Convention Jl Yos Sudarso, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Kamis, (30/11/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar rapat koordinasi percepatan penurunan stunting Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) di Ballroom Grand Maleo Hotel & Convention Jl Yos Sudarso, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Kamis, (30/11/2023).

Rapat koordinasi dihadiri Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris, PLT Kepala BKKBN Perwakilan Sulbar, Resky Murwanto, dan 120 tamu undangan lainnya.

Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo mengatakan, Sulbar punya pekerjaan rumah besar dalam menurunkan angka stunting.

Untuk itu, dibutuhkan keseriusan dari semua pihak, baik BKKBN, Dinas Kesehatan, termasuk kepala daerah.

Kata Hasto, ada dua faktor yang menyebabkan tingginya angka stunting, yaitu faktor sensitif dan spesifik.

"Faktor sensitif diantaranya kemiskinan, pendidikan, sanitasi, dan air bersih," ujarnya.

Lebih lanjut, faktor spesifik yang dimaksud yaitu ibu pra (sebelum) menikah, saat hamil, dan masa saat bayi  usia dibawa dua tahun.

Sementara, Muhammad Idris mengungkapkan, melalui program 4+1 yang dicanangkan PJ Gubernur Sulbar, Prof Zudan pemerintah daerah berkomitmen meningkatkan kesehatan masyarakat.

" 4+1 yang dimaksud yaitu stunting, angka putus sekolah, pernikahan usia dini, kemiskinan ekstrim, dan inflasi," ujarnya.

PLT Kepala BKKBN Sulbar mengungkapkan, angka stunting di Sulbar yaitu 35 persen.

Namun, pihaknya percaya dengan kolaborasi pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media angka stunting bisa menurun tahun 2023.

Untuk itu lanjut Resky, BKKBN menugaskan 2859 tim pendamping keluarga di Sulbar.

Menurutnya, 1 dari 3 keluarga di Sulbar beresiko stunting, dengan rincian 101.638 keluarga yang tercancam dari 305.510 keluarga di Sulbar.

Untuk itu, BKKBN fokus pada keluarga beresiko stunting, diantaranya calon pengantin, Ibu hamil, ibu pasca salin, dan bayi dibawah dua tahun (Baduta).


Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved