Berita Mamuju

FPPI Sebut PLTU Mamuju Tak Punya Kontribusi Bagi Kesejahtera Masyarakat, Hanya Timbulkan Kerusakan

Alfarhat Kasman mengatakan, kehadiran PLTU Belang-belang, Mamuju, justru hanya menimbulkan kerusakan dari polusi yang ditimbulkan.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Nurhadi Hasbi
Wandi
Suasana aksi unjuk rasa warga di Kantor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju, Desa Belang-belang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (3/10/2023) 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) Mamuju, Alfarhat Kasman, menilai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Belang-belang, Mamuju, tidak memiliki kontribusi kesejahtera bagi masyarakat.

Alfarhat Kasman mengatakan, kehadiran PLTU Belang-belang, Mamuju, justru hanya menimbulkan kerusakan dari polusi yang ditimbulkan.

Mencemari udara hingga air yang berakibat pada kesehatan warga di sekitar PLTU, seperti penyakit pernafasan atau ispa dan gatal-gatal.

Selain itu, juga menimbulkan kerusakan pada rumah-rumah penduduk akibat emisi dari pembakaran batu bara di PLTU tersebut.

"Perusahaan PLTU Mamuju ini lebih angkat kaki dari tanah Sulbar, karena perusahaan ini tidak memberikan kontribusi yang jelas kepada masyarakat," kata Alfarhat saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, Rabu (4/10/2023).

Sebelumnya, warga disekitar PLTU Belang-belang unjuk rasa hingga menutup akses masuk PLTU.

Warga menuntut kompensasi atau ganti rugi dampak yang ditumbulkan keberaan PLTU terhadap rumah penduduk sekitar.

Menurut Ketua FPPI Mamuju, apa yang dilakukan warga Dusun Talaba, Desa Belang-belang, Kecamatan Kalukku itu, sudah benar menuntut hak-hak meraka.

"Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap seluruh kerugian atau dampak yang dialami warga sejak PLTU Mamuju itu berdiri," pungkasnya.

Seorang warga setempat Wandi mengaku, banyak warga yang mengalami gatal-gatal diduga dampak pencemaran lingkungan PLTU.

Tidak hanya gatal-gatal,atap rumah warga pun bocor-bocor akibat keberadaan PLTU Mamuju yang selama ini dianggap merusak lingkungan.

"Dulu sebelum ada ini (PLTU) kami baik-baik saja, tapi setelah berapa tahun berdirinya PLTU warga banyak mengalami gatal-gatal," ungkap Wandi saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, via telepon, Rabu (4/10/2023).(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved