Warga Tolak TPA Paku
DLHK Polman Tawarkan Ini hingga Mau Operasikan Kembali TPA Paku Meski Warga Demo
Rencananya sampah di TPA Paku ini dapat bisa bermanfaat dalam pengembangan ekonomi keluarga.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Kali ini warga membentangkan spanduk bertuliskan tolak TPA di kawasan kami, lestari desaku.
Mereka berkumpul berjejer di jalan ke lokasi TPA Paku, sembari menutup badan jalan.
Demo penolakan ini didominasi oleh para emak-emak yang selama ini sengsara dengan bau busuk sampah.
"Ini adalah bentuk penolakan kami terhadap dinas atau pemerintah dengan adanya wacana TPA Paku akan dibuka kembali," terang salah satu pemuda Desa Paku, Abdul Rahman kepada wartawan.
Ia menjelaskan TPA Paku ditutup oleh bupati Polman Andi Ibrahim Masdar pada September 2021 lalu.
Setelah sekian lama ditutup, warga mendengar adanya rencana untuk dibuka kembali.
Hal itu setelah adanya sosialisasi oleh pemerintah kecamatan di kantor Desa Paku, pekan lalu.
Warga pun geram lantaran yang sangat terdampak akan pencemaran lingkungan dari limbah sampah tidak dilibatkan dalam sosialisasi itu.
"Masyarakat disini tetap sepakat menolak ketikan ada lagi sampah yang masuk ke TPA," lanjutnya.
Disebutkan warga juga kecewa lantaran tidak pernah dilibatkan dalam rencana dibukanya kembali TPA Paku ini.
Belum lagi selama TPA Paku berfungsi, warga sudah cukup merasakan dampak buruknya.
Mulai dari pencemaran udara, atau bau busuk, hingga limbah sampah mengalir ke sawah warga.
Bahkan puluhan hektare sawah sempat gagal panen lantaran Lindi limbah mencemari.
"Belum lagi serangan gatal-gatal dan penyakit napas sesak, intinya kami menolak," ungkapnya.
Ia menambahkan warga siap untuk kembali hadang truck sampah seperti penolakan 2021 silam.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.