Dampak Kemarau

BPBD Polman Waspadai 3 Titik Rawan Kebakaran Hutan hingga Ancaman Kekurangan Air Bersih

Ada tiga titik daerah yang cukup berpotensi terjadinya karhutla, yakni Kecamatan Binuang, Mapilli dan Tutar.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Warga saat menuggu penyaluran bantuan air bersih di dermaga henda menuju ke Pulau Battoa, Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, Polman, Jumat (1/9/2023) 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mencatat ada dua dampak kemarau panjang atau dampak El Nino yang saat ini melanda sebagian wilayah Polman.

Kemarau panjang yang terjadi selama dua bulan terakhir atau sejak Juli 2023, BPBD Polman waspadai dampaknya.

BPBD Polman mencatat dua dampak kemarau panjang ialah kekeringan dan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Ada tiga titik daerah yang cukup berpotensi terjadinya karhutla, yakni Kecamatan Binuang, Mapilli dan Tutar.

"Seperti kemarin yang terjadi kebakaran lahan di Battetanga, Kecamatan Binuang, dan wilayah Palippis Kecamatan Mapilli," ungkap kepala BPBD Polman Andi Afandi Rahmat kepada wartawan, Rabu (6/9/2023).

Disebutkan kebakaran lahan yang sempat terjadi di wilayah Palippis hanya berselang satu hari di wilayah Batulaya.

Selain potensi terjadinya Karhutla, kekeringan dan kekurangan air bersih juga menjadi ancaman.

BPBD Polman mencatat daerah kekuragan air bersih saat ini berada di Pulau Battoa, Desa Tonyaman.

"Kita sudah koordinasi dengan PDAM untuk menyuplai air bersih kepada wilayah terdampak kekurangan air bersih," lanjutnya.

Kemarau panjang ini juga berdampak terhadap para petani, area persawahan mulai kekeringan.

Seperti yang terjadi di Desa Indomakkombong, Kecamatan Matakali dan sekitarnya.

Para petani cabai juga ikut terdampak, tanaman cabai layu kekeringan dan akhirnya mati.

"Kalau saat ini mengenai bantuan belum ada, nanti Karhutla berdampak pada rumah penduduk baru kita salurkan bantuan," ungkapnya.

Ia pun mengimbau kepada seluruh warga untuk terus berhati-hati dengan ancaman potensial Karhutla ini.

Sebelumnya diberitakan, Warga Pulau Battoa, Desa Tonyaman Kecamatan Binunang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mulai krisis air bersih di musim kemarau panjang.

Mereka kini setiap harinya mengantri air bersih di dermaga pulau, Desa Tonyaman.

Kekurangan air bersih ini akibat dampak perubahan cuaca, kemarau panjang atau dampak El Nino.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Jumat (1/9/2023) puluhan jerigen warga tersusun di tembok dermaga.

Wadah air ini sedang menunggu penyaluran air bersih secara gratis di PDAM Wai Tipalayo Polman.

Warga setiap harinya pulang pergi dari Pulau Battoa menuju dermaga demi memperoleh air bersih.

Sekitar 5 menit yang mereka tempuh menggunakan perahu tradisional ke dermaga.

Salah satu warga Pulau Battoa, Sabanur mengatakan sudah hampir tiga bulan atau sejak Juni, kemarau melanda.

"Ada beberapa sumur di pulau yang kita harap, tapi sudah kering juga, biar air minum susah juga," terang Sabanur kepada wartawan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Fahrun Ramli 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved