Forum DAS Sulbar
Rapat Kelompok Kerja Mangrove Sulbar Fokus Bahas Pengelolaan Kelestarian Ekosistem Mangrove
rapat ini dilakukan untuk menyusun rencana kerja pengelolaan mangrove jangka panjang.
Penulis: Abd Rahman | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar),tengah fokus membahas program rencana kerja pengelolaan mangrove.
Rencana kerja itu ditandai dengan rapat penyusunan rencana kerja kelompok kerja mangrove Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) di Hotel Maleo Mamuju, Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Mamuju, Kamis (31/8/2023).
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Sulbar Marten Batu Rante, mengatakan rapat ini dilakukan untuk menyusun rencana kerja pengelolaan mangrove jangka panjang.
"Kegiatan ini kita fokus membahas rencana pengelolaan mangrove untuk jangka panjang, dan seperti apa strateginya dan rencana aksinya kita nanti," ungkap Marten.
Dalam pengelolaan mangrove ini dia akan mengidentifikasi dan menginvetarisasi para pihak terkait pengelolaan mangrove.
Marten menjelaskan,adanya kelompok kerja mangrove daerah (KKMD) Sulbar ini juga menjadi wadah pemerhati mangrove dari berbagai kalangan.
KKMD Sulbar ini melibatkan banyak pihak dari pemerintah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), swasta hingga masyarakat.
"Kita semua bergerak bersama-sama dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove di Sulbar," ujar dia.
Karena itu dia berharap,KKMD ini dapat membangun sinergitas antar pemangku kepentingan untuk terus mendukung upaya pelestarian mangrove.
Sehingga bisa memberikan dampak positif pada aspek kelestarian ekosistem mangrove dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Sementara itu Sekertaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris mengungkapkan, mangrove ini merupakan salah satu ekosistem esensial mendukung sektor perikanan dan mengurangi erosi pantai dan banjir.
"Kita tahu bahwa mangrove ini adalah sangat bermanfaat dan memiliki ekosistem esensial yang menjaga laut dan pesisir kita, ini mesti terus dirawat dan dijaga," ujarnya.
Dia menyebutkan,luas ekosistem mangrove seluas 3.324 hakater terdiri dari 527 ha di dalam kawasan hutan dan 2.797 di luar kawasan hutan, dan juga sebagian mangrove tersebut telah mengalami kerusakan.
"Kerusakan ekosistem mangrove disebabkan antara lain oleh adanya konversi lahan mangrove menjadi penggunaan lain, illegal loging, hama dan penyakit, pencemaran dan perluasan tambak serta praktek budidaya yang tidak berkelanjutan," ungkapnya.
Karena itu dalam upaya penyelamatan ekosistem mangrove itu diperlukan langkah-langkah kongkrit yang jelas dan terimplemtasi.
Salah satunya, mesti meningkatkan kesadaran, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan mangrove sehingga masyarakat merasa memiliki dan dapat mengambil manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.