Proyek Bermasalah

Diprotes dan Kualitas Jelek, Proyek Rp 800 Juta di Pulau Battoa Polman Dibongkar

Pembongkaran proyek di Pulau Battoa Polma ini sudah berlangsung selam dua hari lantaran menuai sorotan dari warga.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribuners/Puddin
Warga melayangkan aksi protes pembangunan rabat beton dan plat dekker yang mudah terbongkar di Dusun Kapejang Pulau Battoa Desa Tonyaman Kecamatan Binuang, Polman, Senin (28/8/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Proyek pembangunan rabat beton dan plat duiker pada akses jalan produksi nelayan di Pulau Battoa, Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) akhirnya dibongkar, Selasa (29/8/2023).

Pembongkaran proyek di Pulau Battoa Polma ini sudah berlangsung selam dua hari lantaran menuai sorotan dari warga.

Sorotan itu lantaran plat duiker yang dikerjakan pemborong muda terbongkar dan pecah.

Anggaran yang digunakan dalam proyek ini senilai Rp 800 juta dengan panjang jalan 800 meter.

Aksi protes yang dilayangkan warga sempat viral, videonya beredar di sejumlah grop info Polman pada Senin (28/8/2023) kemarin.

Dalam video warga menyentuh plat duiker dan langsung roboh, pecah dan terbongkar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Polman Muh Akbar telah mengunjungi proyek yang dikerja usai dapat protes dari warga.

"Kalau untuk jalannya ini saya melihatnya bagus, kalau dekkernya ini baru satu meter dikerjakan itu ternyata dibongkar karena jelek dan itu dibongkar kemarin dan saya sudah pastikan betul dibongkar," jelas Muh Akbar kepada wartawan.

Terkait tehnis kegiatan pekerjaan seperti standar mutu yang digunakan dalam peningkatan jalan nelayan ini, Akbar mengaku tidak tahu menahu.

Karena menurutnya yang memahami hal tersebut konsultan, adapun tugasnya hanya menandatangani persetujuan.

"Kalau saya nanti proses pencairan uangnya, untuk masalah tehnisnya ada konsultan, kalau konsultan ok saya cairkan termin berikutnya," katanya lagi.

Ia juga menjelaskan, proses pencairan proyek ini secara bertahap sebanyak empat tahapan.

Saat ini yang sudah dibayarkan baru tahapan pertama yakni 25 persen.

Akbar juga mengatakan bangunan dekker yang dikeluhkan masyarakat, terdapat pekerja tidak loyal.

"Kualitasnya memang saya lihat pasirnya lebih banyak untuk dekker tapi untuk jalan saya lihat bagus," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved