Berita Regional

Curhatan Ida, TKI asal Cianjur yang Dijadikan Budak Seks di Dubai: Banyak yang Bernasib Seperti Saya

Ida (38) membeberkan kisahnya yang menjadi korban eksploitasi jaringan TPPO di Dubai, Uni Emirat Arab.

Editor: Via Tribun
Tribun Jabar
Suryana (48) memperlihatkan foto istrinya, Ida (38) TKW asal Cianjur yang disekap dan diduga dipaksa jadi budak seks, Senin (10/7/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM - Nasib pilu menimpa Ida alias IOW (38), ibu dua anak asal Cianjur, Jawa Barat yang bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab.

Alih-alih mendapat penghidupan yang layak, Ida justru menjadi korban perdagangan orang dan disekap untuk dijadikan budak seks.

Beruntung ia berhasil pulang kembali ke tanah air pada Rabu (16/8/2023), meskipun mengalami trauma.

Ida bahkan mengaku jera dan memilih mencari pekerjaan di kampung halamannya.

Baca juga: Viral Sosok AN, Suami Kedua Nyonya N yang Disebut Akhiri Sepak Terjang Sang Ratu Narkoba asal Aceh

Awalnya nasib Ida diketahui publik setelah video dua anaknya, Herawati (15) dan Muhammad (11), viral di media sosial.

Permintaan tolong dua anak tersebut menarik perhatian masyarakat dan pejabat berwenang hingga Ida akhirnya diselamatkan.

Ia bersama sejumlah TKI lainnya dievakuasi saat tengah disekap di sebuah apartemen yang diduga menjadi tempat praktik prostitusi.

“Tidak mau lagi ke luar negeri, ingin berjualan saja di sini (rumahnya),” kata Ida kepada wartawan di Polres Cianjur, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Dua Nelayan Pinrang Dievakuasi Tim SAR Usai Alami Mati Mesin Perahu di Perairan Polman

Dua orang anak asal Cianjur mencari keberadaan ibunya yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Dubai, Uni Emirat Arab.
Dua orang anak asal Cianjur mencari keberadaan ibunya yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Dubai, Uni Emirat Arab. (Instagram @folkshitt)

Ida mengingatkan masyarakat untuk tidak tergiur iming-iming bekerja ke luar negeri dengan proses cepat (unprosedural) dan gaji besar agar tidak menjadi korban seperti dirinya.

“Karena di sana sebenarnya banyak yang bernasib seperti saya. Alhamdulillah saya bisa dipulangkan, terima kasih untuk semuanya,” ujar dia.

Penasehat hukum Ida, Salatudin, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan jajaran Polri yang telah merespons cepat laporannya sehingga korban bisa diselamatkan dan dipulangkan ke Tanah Air.

Tak lupa, pihaknya juga berterima kasih kepada insan media yang turut mengawal kasus ini sehingga mendapat perhatian para pihak.

“Karena dengan bantuannya semua pihak bergerak cepat sehingga bisa memulangkan klien kami ini,” tutur Salat.

Sementara Kepala Polres Cianjur, AKBP Aszhari Kurniawan menyampaikan, proses penyidikan atas kasus TPPO ini masih terus berjalan.

Sejauh ini, jajarannya telah menangkap dan menetapkan satu orang tersangka berinisial HR (55).

Tersangka berperan sebagai perekrut korban untuk dikirimkan bekerja ke luar negeri secara ilegal atau unprosedural.

“(Penanganan kasus) masih terus berjalan, dan bersama kita telah pulang ibu ID sebagai korban sehingga bisa berkumpul kembali dengan keluarganya dan putra-putrinya,” kata Aszhari, Selasa.

Baca juga: Malu Video Syur Viral di Media Sosial, Bacaleg Perempuan dari Partai NasDem NTT Mengundurkan Diri

Kronologi

Sesampainya di Jakarta, Ida pun menceritakan awal mula dirinya bisa bekerja di Dubai.

"Awalnya ditawari kerjaan ke Saudi sama sponsor lewat SMS, uang pit nya 8 juta," kata Ida saat ditemui di kantor BP2MI, Jakarta, Rabu.

Berangkat tahun 2022, Ida dijanjikannya bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Dubai.

Sempat bekerja sebagai ART selama 7 bulan, Ida mendapat majikan yang kurang baik, sehingga ia tergiur dengan tawaran seseorang di Facebook untuk bekerja di tempat lain.

Ia pun memutuskan untuk kabur dari majikan pertamanya, dan bekerja di tempat yang belakangan ia ketahui merupakan tempat prostitusi.

"Berangkat tahun 2022. Setelah sampai sana aku masuk agent 3 hari, terus ada majikan yang booking, kerja di majikan 7 bulan. Karena majikan kurang baik, kurang makanan, kerjaan banyak. Lalu ada yang nawarin lewat FB, yang katanya kerjaannya bagus, gajinya lumayan. Dia ngirimin driver, lalu aku share loc tempat majikan, terus aku keluar malam-malam," kata Ida.

"Janji kerjaan yang bagus itu tidak ada. Langsung dibawa ke center, tempat kerjaan yang nggak bagus itu," ujarnya.

Di tempat prostitusi yang ia sebut 'center' itu, selain dirinya ada seorang WNI lainnya yang berinisial S yang juga dipekerjakan disitu.

Berbeda dirinya yang dijebak untuk bekerja di center, banyak orang dari negara lain, seperti dari Bangladesh, Pakistan, hingga Nepal yang memang niat bekerja disitu.

Meskipun Ida mengaku tidak pernah mendapatkan kekerasan, namun ia merasa tidak nyaman dengan kondisinya yang terus-terusan sakit.

Kondisi lokasi dan kamar kecil untuk tidur 2 orang, bahkan ia tidak pernah mendapat bayaran selama tiga setengah bulan berada di center itu.

"Aku tidak pernah ngalamin (kekerasan). Aku kerja di center tiga bulan setengah karena aku kebanyakan sakit. Karena mungkin kerjanya nggak bagus, dan kebanyakan nolak juga," kata Ida.

Mulanya ia tidak tahu video kedua anaknya yang meminta bantuan pemerintah untuk menyelamatkannya viral.

Sebelumnya, selama 16 hari tidak bisa menghubungi keluarga, dikarenakan ponselnya hilang.

Namun seseorang meminjaminya ponsel untuk bisa menghubunginya suaminya yang ada di Indonesia dan meminta bantuan.

"16 hari tidak ada kontekan dengan keluarga. Terus aku minta kontek sama Ci Mamun, untuk bisa telepon dengan suami. Tolongin, aku mau keluar dari sini, dari tempat kerja aku. Terus selama itu nggak kontek lagi, karena hapenya punya orang, bukan punyaku sendiri. Punyaku sendiri diambil orang, nggak tau siapa yang ambil," kata Ida.

"Kesini-kesininya itu aku lihat video anak yang laporan. Setelah itu, nggak tau berapa hari datanglah polisi nolongin aku," katanya.

Melalui koordinasi KJRI Dubai dengan Kepolisian Dubai, pada 10 Juli 2023, Ida akhirnya berhasil diamankan dari penyekapan.

Ia kemudian ditempatkan di Dubai Women and Children Foundation untuk pemulihan psikologi serta investigasi kasus.

Ida pun bersyukur bisa diselamatkan dari tempat prostitusi itu.

"Alhamdulillah bersyukur banget, aku bisa pulang bertemu keluarga. Terima kasih untuk semua yang membantu," katanya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah TKI Asal Cianjur, Disekap dan Dijadikan Pelayan Seks di Dubai" dan Tribunnews.com dengan judul "Cerita PMI Ida Asal Cianjur Saat Dijebak Jadi PSK di Dubai Hingga Bisa Diselamatkan"

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved