Mahasiswa KKN Koparekraf Beri Edukasi Warga Desa Tapango Atasi Stunting Hingga Pengembangan UMKM

Ia menekankan pentingnya komunikasi efektif, antara mahasiswa dan masyarakat mengenai program-program yang akan datang.

Editor: Ilham Mulyawan
Nadia Ayunanda For Tribun Sulbar
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Tapango, Polewali mandar (Polman) melaksanakan kegiatan seminar program kerja, Selasa (15/8/2023) di Kantor Desa Tapango, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar. 

Oleh: Nadia Ayunanda
Mahasiswa STAIN majene

TRIBUN-SULBAR.COM - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Tapango, Polewali mandar (Polman) melaksanakan kegiatan seminar program kerja, Selasa (15/8/2023) di Kantor Desa Tapango, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar.

Seminar ini meerupakan inisiatif para mahasiswa KKN Kolaboratif Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Koparekraf).

Melibatkan mahasiswa enam perguruan tinggi se-Sulawesi Barat, yakni UNASMAN, STAIN Majene, IAI DDI Polman, Stikes Biges, STIEB Insan Madani Mandar dan ITBM Polman.

Dalam seminar itu, para mahasiswa mempresentasikan program kerja yang telah direncanakan.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Program KKN Koparekraf mengatakan, seminar tersebut membahas berbagai program yang telah dirancang, dan akan dilaksanakan dalam kurun waktu 40 hari selama berlangsungnya kegiatan KKN.

"Saya ucapkan terima kasih untuk dukungan masyarakat dalam pelaksanaan program-program mahasiswa," ujar Afif.

Ia menekankan pentingnya komunikasi efektif, antara mahasiswa dan masyarakat mengenai program-program yang akan datang.

Seminar dihadiri oleh Kepala Desa Tapango beserta stafnya, kepala dusun, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), warga Tapango, dan mahasiswa yang mengikuti Program KKN Tematik dari Universitas Sulawesi Barat.

Kepala Desa Tapango, Sahibong Tarmizi juga turut mengucapkan rasa terima kasih atas kehadiran KKN Kolaboratif Koparekraf untuk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Semoga para mahasiswa dapat belajar dengan baik sembari membantu masyarakat menangani berbagai masalah di desa kami. Seperti masalah stunting, masalah ekonomi yang diperparah oleh COVID-19, dan perlunya pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui sosialisasi dan media sosial," ujar Sahibong. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved