Stunting Sulbar
Dana Desa Akan Dipakai Turunkan Angka Stunting di Sulbar
dukungan pemerintah daerah dari tingkat provinsi dan enam kabupaten di Sulbar menjadi salah satu upaya bersama mengatasi masalah stunting di Sulbar.
Penulis: Abd Rahman | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Barat (Sulbar) Rezky Purwanto mengatakan, optimis mengambil langkah percepatan penurunan stunting di daerah Sulbar.
Rezky menyatakan, dukungan pemerintah daerah dari tingkat provinsi dan enam kabupaten di Sulbar menjadi salah satu upaya bersama mengatasi masalah stunting di Sulbar.
"Penanganan stunting di Sulbar akan didukung anggaran APBN dan APBD masing-masing kabupaten, dana desa dan dana Program Keluarga Harapan (PKH)," kata Rezky saat ditemui wartawan di acara Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Hotel Maleo, Jl Yos Sudarso, Mamuju, Senin (31/7/2023).
Namun, Rezky tidak membeberkan berapa besaran anggaran untuk mengintervensi penurunan angka stunting, semua tergantung besaran anggaran di masing-masing kabupaten dan desa.
Selain itu kata dia, anggaran khusus BKKBN Sulbar tidak ada untuk penanganan stunting, semua dilimpahkan ke anggaran pemerintah daerah dan desa.
"Dana penanganan stunting tergantung dari daerah masing-masing. Tapi yang ingin kita lakukan adalah koordinasi di semua lintas sektor, karena mungkin dana di BKKBN itu tidak ada," ujarnya.
Karena itu, BKKBN akan membangun koordinasi dan sinergitas dengan semua pemerintah daerah hingga di lintas sektor.
"Kita akan terus pantau setiap minggu perkembangan penanganan stunting, kita optimis bebas stunting di 2024," ucapnya.
Sementara itu PJ Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, Hari Keluarga Nasional tahun ini pemerintah akan fokus menyelesaikan berbagai persoalan di Sulbar.
"Kita akan selesaikan masalah anak tidak sekolah,stunting, pernikahan dini (anak dibawah umur),kita akan bekerja kolaboratif bersama forkopimda," kata Zudan.
Dari sisi kebijakan kata Zudan, dia akan menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan akan fokus ke masalah tersebut.
"RKPD nantinya akan fokus menangani masalah stunting,anak tidak sekolah,nikah muda,dan anggaran APBD juga akan fokus kesitu semua," tegas Zudan.
Zudan menyebutkan,setelah penyusunan kebijakan dirinya akan memerintahkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan bertanggungjawab untuk mengatasi masalah yang mau diselesaikan.
Masing-masing OPD menangani minimal dua kecamatan di masing-masing kabupaten yang ada di Sulbar.
"Perkembangannya akan dimonitrong setiap minggu untuk mengetahui sejauh mana perkembangan penanganan stunting dan masalah lainnya," ungkap dia.
Lanjut Zudan menuturkan, data BKKBN Sulbar jumlah stunting anak bayi di Sulbar sebanyak 23 ribu dan untuk anak tidak sekolah (ATS) berjumlah 48 ribu.
"Ini yang fokus kita tangani bersama-bersama, dan harapannya semua data stunting itu harus satu data."pungkasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Abd Rahman
Anak Stunting di Sulbar Capai 19 Ribu, Lebihi Jumlah Penduduk Kecamatan Sampaga |
![]() |
---|
Seribu Lebih Anak di Mamuju Tengah Masuk Kategori Stunting, Sulbar Tertinggi di Sulawesi |
![]() |
---|
BKKBN Sulbar Integrasi Bersama Mitra Kerja Dukung Program Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting |
![]() |
---|
Pj Bahtiar Kecewa Lihat APBD Sulbar 2024 Tak ada Alokasi Khusus Tangani Stunting |
![]() |
---|
22 Ribu Lebih Anak di Sulbar Stunting, Kabupaten Polman Terbanyak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.