TPA Sattoko

Walhi Sulbar Ultimatum Begini Pemkab Polman Tebang Pohon untuk TPA Sampah di Sattoko

TPA yang tidak memadai, limbah dapat mencemari lingkungan, termasuk tanah dan sumber air.

Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Akses jalan menuju rencana pembangunan TPA Sattoko yang berada di Dusun Pajalaan, Desa Sattoko, Kecamatan Mapilli, Polman, Rabu (21/6/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Penebangan pohon untuk pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah suatu hal yang kontroversial.

Walhi Sulbar mengapresiasi niat baik pemkab Pokman tersebut, tapi ada catatan penting untuk mengelola limbah dengan baik, perlakuan terhadap lingkungan juga harus diperhatikan.

"Pentingnya pengelolaan limbah TPA adalah fasilitas yang digunakan untuk membuang limbah secara aman. Dalam beberapa kasus, pembangunan TPA mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah limbah yang semakin meningkat," kata Ketua Walhi Sulbar Asnawi, saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Kamis (22/6/2023).

Jika tidak ada TPA yang memadai, limbah dapat mencemari lingkungan, termasuk tanah dan sumber air.

Dampak negatif penebangan pohon juga seperti penebangan pohon berdampak buruk terhadap lingkungan. Pohon memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. 

"Mereka menyediakan habitat bagi berbagai spesies, membantu menjaga kestabilan tanah, mengurangi erosi, dan berperan dalam siklus air. Penebangan pohon dalam jumlah besar dapat mengganggu ekosistem dan menyebabkan kerusakan lingkungan jangka panjang," ungkapnya.

Sehingga, Walhi Sulbar memberikan saran bahwa harus ada solusi alternatif sebelum memutuskan untuk penebangan pohon, penting untuk mempertimbangkan solusi alternatif. 

Misalnya, bisa dilakukan analisis yang lebih komprehensif untuk menentukan lokasi TPA yang paling sesuai. 

"Selain itu, diperlukan upaya yang serius dalam pengelolaan limbah secara efisien, termasuk daur ulang, kompos, atau teknologi lainnya yang dapat mengurangi volume limbah yang dibuang," ujarnya. 

Belum lagi bicara berapa jumlah pohon yang akan ditebang itu harus ada pengantinya. 

Jika penebangan pohon tidak dapat dihindari, penting untuk memiliki rencana penggantian pohon yang terkoordinasi dengan baik. 

Maka sangat pohon yang ditebang harus diganti dengan menanam pohon baru di tempat lain. Upaya reboisasi dan restorasi hutan dapat membantu mengurangi dampak negatif dari penebangan pohon.

Pada akhirnya, keputusan tentang penebangan pohon demi pembangunan TPA harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan perlindungan lingkungan. 

"Penting untuk melibatkan para ahli, pemangku kepentingan, dan masyarakat secara luas dalam proses pengambilan keputusan ini untuk mencapai solusi terbaik yang memperhatikan keberlanjutan dan perlindungan lingkungan," tandasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved