Banjir Saletto
Banjir Saletto, Walhi Desak Pj Gubernur Sulbar Prof Zudan Buka Data Pengalihan Fungsi Lahan
Walhi juga meminta kepada pemerintah agar warga terdampak bencana banjir dan longsor di Desa Saletto diperhatikan secara serius.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Juru kampanye Walhi Sulbar Alfarhat Kasman mengatakan banjir Desa Saletto, Mamuju, Sulbar merupakan fenomena bencana yang serupa terjadi di beberapa kabupaten di Sulbar.
Seperti, yang pernah terjadi di Kecamatan Kalukku, Kecamatan Mamuju, dan Kecamatan Tapalang pada tahun 2022 lalu.
Begitupun, pernah dialami di Kabupaten Majene, Polman, Mamuju Tengah, hingga Pasangkayu.
"Sejauh ini Walhi Sulbar telah mencatat sejak bulan oktober 2022 sampai dengan bulan mei 2023 sudah ada sebanyak kurang lebih 6.663 rumah warga terdampak bencana banjir dan longsor, dari 16 kecamatan yang tersebar di kabupaten Mamuju, kabupaten Majene, dan kabupaten Polewali Mandar, bahkan telah menelan satu korban jiwa," kata Alfarhat, melalui rilis diterima, Rabu (21/6/2023).
Data ini sendiri diambil berdasarkan hasil rilis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang ada di tiga kabupaten terdampak.
Fenomena bencana banjir dan longsor yang menimpa Desa Saletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju baru-baru ini dan beberapa bencana banjir dan longsor yang sudah terjadi sebelumnya adalah bukti bahwa daya dukung serta dayang tampung lingkungan di Provinsi Sulawesi Barat sedang tidak baik-baik saja.
"Penyebab bencana banjir dan longsor ini tidak boleh hanya dilihat dari tingginya intensitas curah hujan, karena hampir disemua tempat terdampak bencana selalu saja ditemukan sisa potongan kayu yang ikut hanyut bersama lumpur," ungkap Alfarhat.
Berdasarkan informasi yang beredar ditengah masyarakat bahwa diduga terjadi alih fungsi kawasan hutan dibeberapa wilayah bagian hulu yang sebelumnya berstatus hutan lindung.
Kemudian diubah menjadi status hutan produksi untuk kepentingan perkebunan monokultur skala besar.
"Olehnya itu kami mendesak Pj. Gubernur Sulawesi Barat agar mengintruksikan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membuka data-data alih fungsi kawasan hutan tersebut," ungkapnya.
Jangan sampai ini adalah penyebab utama terjadinya bencana banjir dan longsor yang ada di beberapa wilayah.
Disisi lain, Walhi juga meminta kepada pemerintah agar warga terdampak bencana banjir dan longsor di Desa Saletto, Kecamatan Simboro bisa diperhatikan secara serius.
"Mulai pemenuhan kebutuhan air bersih, obat-obatan, kebutuhan bayi dan perempuan, serta kebutuhan dasar lainnya," tegasnya.
Data rumah warga terdampak bencana banjir dan longsor di sebaran tiga kabupaten (mamuju, majene, polman) sejak bulan oktober 2022 s/d mei 2023 :
1. Pada tanggal (11/10/2022) : Kecamatan mamuju dan kecamatan Kalukku : 2705 rumah warga, 8004 jiwa (Kabupaten Mamuju)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.