Berita Mamuju Tengah

Begini Kronologi Kades Lumu Mateng Hampir Parangi Warga Versi Korban

Saat ditemui wartawan, Asmar menceritakan kronologi kejadian versi dirinya.

Penulis: Zuhaji | Editor: Nurhadi Hasbi
Zuhaji/Tribun-Sulbar.com
Asmad (58) korban dugaan pengancaman dengan senjata tajam oleh oknum Kepala Desa (Kades) Lumu, Kecamatan Budong-budong, Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Asmar, seorang warga Desa Lumu, Kecamatan Budong-budong, melaporkan kepala desanya ke kantor Polresta Mamuju Tengah (Mateng), pada Kamis, 27 April 2023

Merasa belum ada respon dari kepolisian, Asmar bersama keluarganya kembali mendatangi polisi namun langsung ke Polda Sulawesi Barat (Sulbar), kemarin, Rabu, 3 Mei 2023.

Saat ditemui wartawan, Asmar menceritakan kronologi kejadian versi dirinya.

Pagi itu, Kamis (27/4/2023) dia berjalan keluar rumah menuju empang miliknya dan bertemu dengan oknum kades yang dimaksud saat keluar dari rumah sekdes setempat.

"Awalnya, hanya sekadar bertemu di jalan," ungkap Asmar.

Sekira satu jam kemudian, Asmar yang sudah sedari tadi berada di empangnya bersama beberapa warga lainnya, dihampiri GZ dengan membawa senjata tajam berupa parang panjang putih mengkilap.

“Saya sedang asik ngobrol tentang empang dan sawit karena itu profesi saya dan juga profesi warga, kami bertukar pikiran,” cerita Asmar.

“Baru datanglah pemotor, saya tidak lihat siapa orangnya karena saya dan dua warga lainnya membelakangi jalan," sambungnya.

Tiba-tiba terdengar teriakan, ternyata ada parang yang melayang ke arah Asmar disertai perkataan yang tidak pantas keluar dari mulut GZ.

Dengan berulang kali melayangkan parang ke arah Asmar, akan tetapi selalu bisa dihindarinya.

Lanjut Asmar, dua warga yang bersamanya melerai pertikaian sehingga parang yang digunakan GZ tidak dapat mengenai tubuh Asmar.

“Sempat saya terpisah sekitar 10 meter, dan bertanya ada apa ini, masalah apa?"

"Saya minta maaf kalau saya ada salah, ini habis lebaran harusnya kita baik,"

Menurutnya, permintaan maaf yang disampaikan tidak ditanggapi GZ sebab diketahui masih emosi dan terus melayangkan parang.

Asmar mengaku, saat bertemu di depan rumah sekdes, GZ tidak membawa senjata tajam sama sekali.

Setelah jarak kami terpisah cukup jauh, Asmar mencoba menenangkan diri dan langsung menuju ke Polsek Budong-budong.

Namun, pihak kepolisian mengarahkan ke Polres Mateng.

"Saya sementara di jalan juga dikejar dua orang, yaitu ponakan GZ yang juga membawa parang, hingga sampailah saya di kantor polisi," singkatnya. (*)

Laporan Wartawan Tribunsulbar.com Zuhaji

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved