Inspektorat Mamuju Telusuri Dugaan Pungli di SMP 1 Kalukku Minta Pungutan Rp150 Ribu per Siswa

Setelah ditindak lanjuti, pihaknya akan memberikan informasi terkait laporan orangtua siswa sebagaimana informasi pemberitaan.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Ilham Mulyawan
Abdul Rahman/Tribun-Sulbar.com
Foto tampak depan Gedung sekolah SMP 1 Kalukku Mamuju 


TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Inspektorat Kabupaten Mamuju merespon terkait dugaan pungutan liar di SMP Negeri 1 Kalukku,Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Diketahui, komite sekolah dan guru sekolah meminta uang kepada orangtua siswa senilai Rp150 ribu dengan alasan perbaikan lapangan upacara.

Alasan tersebut karena pihak sekolah merasa terdesak untuk segera memperbaiki lapangan karena kondisi becek saat hujan.

Baca juga: SMP 1 Kalukku Minta Pungutan Rp150 Ribu per Siswa Buat Lapangan, Orangtua: Kemana Itu Dana BOS?

Kepala Inspektorat Mamuju Muhammad Yani mengatakan, laporan dugaan pungli tersebut pihaknya akan menindak lanjuti.

"Siap kami akan tindak lanjut, jika benar ini adalah pungli," ungkap Yani saat dihubungi Tribun-Sulbar.com via WhatsApp, Sabtu (4/2/2023).

Setelah ditindak lanjuti, pihaknya akan memberikan informasi terkait laporan orangtua siswa sebagaimana informasi pemberitaan.

Sebelumnya, Orangtua siswa SMP Negeri 1 Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluh atas dugaan pungutan liar yang dilalkukan oleh pihak guru sekolah.

Pasalnya ratusan wali siswa dibebankan pembayaran untuk pembangunan lapangan sekolah senilai Rp 150 ribu per orang.

Hal itu membuat kesal salah satu orangtua siswa bernama Rabiatul Adawiah karena tidak pernah di undang rapat pembahasan pembayaran sekolah.

"Iya kemarin katanya ada orangtua siswa di undang pihak sekolah terkait pembayaran itu. Tapi anehnya hanya sebagian orangtua siswa diundang," ungkap Rabiatul saat dihuhubungi Tribun-Sulbar.com via telepon, Sabtu (3/2/2023).

Terpisah Kepala Sekolah SMPN 1 Kalukku Nawawi Yusuf mengaku, terkait pembayaran itu pihak komite sekolah dan guru sudah memanggil wali siswa untuk rapat.

"Kemarin kami sudah panggil semua orangtuas siswa dan mereke setuju. Kalau orangtua yang tidak datang berarti tidak lihat undanganya itu," terangya.

Nawawi menuturkan, pembayaran itu bentuknya swadaya komite yang bekerjasama dengan sekolah dan melibatkan orangtua siswa.

"Kita bebankan (orangtua siswa) itu karena situasi sekarang lapangan di sekolah becek kalau hujan. Jadi tidak ada masalah," sebutnya.

Dia menjelaskan, sebetulnya nilai dibebankan itu hanya Rp 145 ribu sehingga inisiatif orangtua siswa bayar Rp 150 ribu.

"Anggaran dana bos Rp 500 juta itu sudah ada peruntukannya. Kalau misalkan anggaran dana bos itu bisa untuk pembangunan lapangan pasti saya tidak pungut biaya dari orangtua," tandasnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved