Berita Mamuju

Diduga Sebagai Penyebab Matinya Belasan Sapi di Kalukku Mamuju, APA Itu Virus Jembrana?

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi akut Lentivirus yang merupakan anggota family Retroviridae

Editor: Ilham Mulyawan
KADIR
Sapi milik Kadir yang mati secara tiba-tiba di Lingkungan Padang Malolo dan Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi Selatan, Kecamatan Kalukku. Mamuju, Sulbar (Kadir) 

Virus penyakit Jembrana (JDV) tidak khas seperti Lentivirus umumnya, yaitu bersifat menyebabkan penyakit kronis dengan masa inkubasi yang panjang. Walaupun bersifat akut dengan masa inkubasi pendek, ada beberapa hal yang mendahului.

Pertama, pada kasus akut, sering melibatkan perubahan limfoproliferatif sebagaimana halnya penyakit Lentivirus yang bersifat limfotropik, seperti pada HIV. Kedua, penyakit mirip dengan infeksi Simian immunodeficiency virus pada monyet berekor babi (pig-tailed macaques) (SIVSMMPB) yaitu periode inkubasi pendek terjadi limfopenia berat, diikuti limfoproliferatif yang cepat dimana dominan terdiri dari limfosit muda (limfoblast) pada parafolikel limfonodus, limpa dan jaringan limfoid terutama di usus (Wilcox, 1997).

Virus jembrana dapat tinggal dalam darah dan jaringan tubuh penderita dalam waktu yang cukup lama (Berata, 2015).

Deteksi penyakit Jembrana dapat dilakukan melalui pengambilan sampel dari sekresi tubuh hewan yang terinfeksi antara lain adalah saliva, urine, susu, dan semen penderita.

Sedangkan uji penunjang lainnya dalah dengan uji serologis dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Rute infeksi virus Jembrana sendiri dapat melalui tiga cara, yaitu; oral, intranasal, dan conjunctival.

Sapi yang terjangkit virus Jembrana akan terdeteksi paling cepat setelah 14 hari dari waktu infeksi melalui observasi gejala klinis yang tampak.

Diagnose klinik penyakit Jembrana dapat dikonfirmasi setelah dilakukannya nekropsi hewan penderita dan dari deteksi lesi histopatologi (Soeharsono, 1995).

Demam tinggi yang kadang-kadang dapat mencapai 42oC, merupakan gejala klinis awal penyakit Jembrana.

Gejala ini berlangsung selama 5-12 hari (rata-rata 7 hari).

Secara eksperimental masa inkubasi penyakit bervariasi antara 4-12 hari.

Kebengkakan kelenjar limfe terlihat pada kelenjar limfe prescapularis, prefemoralis dan parotis. Mencret yang sering disertai oleh darah dalam tinja yang terjadi beberapa hari setelah hewan demam. Pada penyakit yang akut, khusus pada wabah pertama, kematian dapat terjadi tiba-tiba.

Kematian juga dapat terjadi dalam waktu relatif singkat pada sejumlah hewan dengan kondisi tubuh yang masih bagus. Gejala lainnya adalah hipersalivasi, leleran lendir bening dari hidung, erosi pada mukosa mulut dan bagian bawah lidah, bercak-bercak darah pada kulit (“keringat berdarah”) dan kepucatan mukosa mulut, mata dan alat kelamin (Dharma, et al.,1992).

Perubahan yang konsisten dan menonjol pada darah adalah lekopenia dan limfopenia (Soesanto, et al.,1990). Di samping itu juga terjadi thrombositopenia, eosinopenia, neutropenia dan anemia (Wilcox, 1997). Selain itu, kadar urea darah meningkat dan kadar protein plasma darah menurun (Soesanto. et al., 1990).

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved