Berita Majene

Pemuda Muhammadiyah Minta Rancangan APBD Majene Diuji Publik di Warkop, Harmegi: Agar Transparan

Harmegi menyebut, rendahnya capaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang selama ini jadi alasan Pemda jadi pemicu terjadinya defisi

Editor: Ilham Mulyawan
Harmegi Amin for Tribun Sulbar
Diskusi Memotret 2 Tahun Kepemimpinan AST-Aris, Jumat (20/1/2023) malam di Cafe Alternatif Lingkungan Lipu, Majene. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE -- Masalah defisiti keuangan daerah Kabupaten Majene menjadi isu hangat yang sedang diperbincangkan saat ini.

Ketua Pemuda Muhammadiyah Majene Harmegi Amin, di masa kepemimpinan dua tahun AST - Aris, masalah ini kemudian muncul karena ketidakterbukaan pemerintah Majene, terkait realisasi anggaran.

"Kami melihat ini banyak informasi parsial, Pemda gagal melakukan komunikasi publik dengan baik," ujar Harmegi usai Diskusi Memotret 2 Tahun Kepemimpinan AST-Aris, Jumat (20/1/2023) malam di Cafe Alternatif Lingkungan Lipu, Majene.

Padahal, lanjut dia, transparansi merupakan salah satu asas pengelolaan keuangan, akibatnya publik juga menerima informasi yang tidak utuh.

"Selama ini kan akses kita kepada informasi penggunaan anggaran sangat terbatas, terkait defisit saja misalnya kita hanya menduga-duga, katanya-katanya, angkanya katanya Rp53 miliar, tidak jelas," terang Harmegi.

Harmegi menyebut, rendahnya capaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang selama ini jadi alasan Pemda jadi pemicu terjadinya defisit itu tidak cukup dijadikan alasan, sebab sedari dulu PAD Majene juga memang tidak signifikan terhadap pendapatan di postur APBD.

"Jadi kalau dibilang defisit itu karena PAD rendah justru saya mau tanya sejak kapan PAD kita tinggi," ujar mantan Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sulbar ini.

Dia curiga, ada kebocoran anggaran daerah yang luar biasa terjadi, menjadi sebab utama pemicu terjadinya defisit.

Sayangnya, akses terhadap pengelolaan keuangan dan realisasi progam sangat terbatas.

Sehingga dia berharap ke depan, Pemkab Majene melibatkan \masyarakat, terutama kelompok pemuda dan mahasiswa untuk ikut terlibat terlibat dalam perancanaan, realisasi hingga evaluasi program pemerintah agar asas transparansi terbangun dan tidak memicu polemik di publik.

"Karena itu kita minta rancangan APBD 2024 dibuka ke publik, kita tantang DPRD untuk berani melakukan uji publik ke warung-warung kopi biar masyarakat semua tahu kemana uang daerah dibelanjakan. Agar transparan," katanya lagi.

Pada kegiatan diskusi Pemuda Muhammadiyah Majene menggelar Dialog Awal Tahun dengan Tema Memotret 2 Tahun Kepemimpinan AST-Aris, turut hadir sebagai pembicara Ketua Badan Pembentukan Perda DPRD Majene Armiah, Pewakilan Pemda yakni Firzam dari Bappeda dan dua akademi dari Unsulbar dan Universitas Terbuka.

Di kesempatan tersebut Firzam memaparkan sejumlah data BPS yang menunjukkan tren positif Pemerintahan AST-Aris, misalnya data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang naik, begitu juga angka pertumbuhan ekonomi yang naik serta pengangguran yang diklaim turun. Namun sayangnya data menunjukkan angka kemiskinan di Kabupaten Majene justru semakin melebar.

Anggota DPRD Majene, Armiah menyoroti, dia menyebut sejatinya ketika angka pengangguran menurun maka seharusnya kemiskinan juga menurun tetapi justru meningkat.

"Angka persentase penduduk miskin kita di tahun 2021 yakni 14, 34 dan di tahun 2022 menjadi 15,13. Ini artinya angka kemiskinan kita meningkat, berbanding terbalik dengan angka pengangguran yang menurun," tutur Armiah.

Armiah juga mengungkit masalah defisit anggaran yang jadi polemik belakangan ini. Menurut Politisi PPP itu, kisruh defisit anggaran sebab buruknya penataan keuangan di Pemda Majene. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved