Opini Tribun Sulbar
Jam'iyah Tertib, Jamaah Solid; NU Imam Ummat
Skema kaderisasi hasil Konbes di tubuh NU tersebut, disambut baik PWNU Sulbar dengan lahirnya kepanitiaan dikoordinatori oleh Lakpesdam NU.
Oleh : Muh. Fajar (Angkatan Muda NU Sulbar).
Seperti angin segar membawa kabar. Isyarat atas kebangkitan jam'iyah Nahdatul Ulama.
Angin segar tersebut tak terkait soal tarikan-tarikan kepentingan di internal, maupun eksternal NU.
Melainkan, angin segar atas adanya sebuah skema kaderisasi di internal NU, yang telah ditetapkan dalam Konbes NU pada tanggal 20-22 Mei 2022 lalu.
Sesuai dengan kurikulum, metodologi dan pola kaderisasi yang telah ditetapkan.
Skema kaderisasi hasil Konbes di tubuh NU tersebut, disambut baik PWNU Sulawesi Barat dengan lahirnya kepanitiaan dikoordinatori oleh Lakpesdam PWNU Sulbar.
Insyaallah, PD-PKPNU (Pendidikan Dasar, Pendidikan Kader Penggerak Nahdatul Ulama) pertama di Sulbar akan dilaksanakan pada tanggal 13-15 November 2022 di Mamuju, Sulawesi Barat.
Nahdatul Ulama, sebagai lembaga yang dibetuk oleh para alim al-ulama warasyatul an-biya', yang spirit terbentuknya adalah demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan, yang bersatu-daulat.
Dengan Spritualitas Islam Ahlun Sunnah Wal-jama'ah an-nahdiyah, sebagai sumber inspirasi dan manhajul fiqri para jam'iyah maupun jama'ah/warga Nahdatul Ulama.
Tentu jam'iyah NU senantiasa menyesuaikan diri dengan gerak perubahan zaman, agar kiprah-kiprah perjuangan NU senantiasa relevan dengan konteks zaman yang sedang berlangsung, agar kepentingan ummat senantiasa terserap dalam nafas jam'iyah Nahdatul Ulama.
Namun, dilain sisi agenda-agenda perjuangan NU masih mengalami kendala-kendala kecil yang tak bisa diremeh-sepelekan. Yaitu sebagai berikut :
Pertama, kader-kader NU belum maksimal dalam mengisi ruang-ruang struktur di NU maupun banom-banomnya, hal itu bukan terkendala kurangnya aktor-aktor penggerak di NU maupun Banomnya.
Namun, lebih pada kurangnya kesepahaman antar aktor-aktor penggerak di NU, sehingganya terkadang hal-hal kecil di internal NU bisa menjadi gelojak internal.
Kesepahaman yang tak kunjung ditemukan di internal jam'iyah tersebut dalam hemat penulis adalah dilatar belakangi oleh bangunan spirit kaderisasi ke-NU-an yang dibangun juga beragam.
Kedua, adanya kontradiktif kecil yang tak boleh disepelekan, yaitu kontrakdiktif wilayah gerak beberapa banom NU, misalnya gerakan yang dibangun banom yang satu, sama dengan gerakan yang dibangun banom yang lainnya.
Padahal, kalau kita bedah secara amanah berdirinya masing-masing banom, tentu memiliki wilayah gerak-juang yang beda-beda, sesuai nama banom dan tujuan terbentuknya.
Hal tersebut menurut hemat penulis, dilatar belakangi oleh, tidak tuntasnya kita sebagai jama'ah-jam'iyah dalam memahami secara utuh fungsi-fungsi banom yang tengah kita geluti, sehingganya yang tampak dipermukaan, membuat kita nyaris berkumpul di banom tertentu, hingga berpotensi menimbulkan gejolak yang beragam motif di banom tersebut.
Ketiga, dinamika konflik kepentingan yang saling tarik-dorong, berlangsung wilayah kuasa dan ekonomi antara jama'ah. Kadang-kadang berdampak hingga ke-internal Jam'iyah, sehingganya saling tarik-dorongpun terjadi dalam internal Jam'ayah NU.
Hal tersebut tak jarang kita dengar tema-tema diskusi para jama'ah, di warkop-warkop, maupun sekretariat-sekretariat, banom maupun jam'iyah NU, yaitu tema tentang fakta-fakta tarik-dorong yang terjadi internal Jam'iyah.
Akhirnya dengan tiga kendala kecil yang tersebut di atas, menurut kaca mata mata penulis adalah suatu hal yang dilatar belakangi oleh, kurang maksimalnya sistem kaderisasi yang dibangun di internal, dan atau kaderisasi tentang ke-NU-an masih butuh upaya me-relevansi-kan antara fakta sosial, politik-ekonomi dan budaya yang ada dengan bangunan kurikulum, metodologi dan pola kaderisasi.
Sehingganya sebagai angkatan muda NU Sulawesi Barat, sangat menyambut baik keputusan Konbes PBNU bulan Mei kemarin, terkait sistem perkaderan Jam'iyah NU, yaitu sistem kaderisasi NU yang memiliki tiga jenjang, yaitu tingkat dasar yang disebut PD-PKPNU (Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak NU), Kedua, tingkat menengah yakni PKMNU (Pendidikan Kader Menengah NU), Ketiga, tingkat tinggi yaitu AKN-NU (Akademi Kepemimpinan Nasional NU).
Clossing statemant, selamat kepada calon peserta dan insyaallah para peserta PD-PKPNU nantinya adalah kader pelopor, tidak sekedar mengibarkan panji-panji kebesaran Aswaja An-nahdiyah, tetapi lebih dari itu, juga akan membawa NU sebagai Imam ummat Islam di Sulawesi Barat, Indonesia hingga dunia Internasional. Aminn..(*)