Berita Mamuju Tengah
Ketua DPRD Arsal Aras Minta Warga Mateng yang Ingin Potong Sapi Melapor Dahulu, Ada Apa?
Kekhawatiran Arsal bukan tanpa alasan, mengingat saat ini banyak masyarakat menggelar pesta pernikahan, yang biasanya dirangkaikan pemotongan sapi
Penulis: Samsul Bachri | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamuju Tengah, Arsal Aras minta semua stakeholder terkait, termasuk warga aktif mengantisipasi wabah virus jembrana yang kini merebak di Kabupaten Pasangkayu.
Arsal merasa semua pihak ahrus waspada, mengingat jarak Pasangkayu dan Mamuju Tengah lebih dekat.
Kekhawatiran Arsal bukan tanpa alasan, mengingat saat ini banyak masyarakat menggelar pesta pernikahan, yang biasanya dirangkaikan pemotongan hewan kurban berupa kambing atau sapi untuk dijadikan makanan utama.
Baca juga: 3 Ribu Dosis Vaksin Virus Jembrana Sapi Akan Masuk di Sulbar
Baca juga: Kendala Pemusnahan Virus Jembrana yang Sebabkan Puluhan Ekor Sapi Mati di Pasangkayu
“Ini kan lagi banyak orang gelar pernikahan, pasti banyak yang membutuhkan hewan untuk konsumsi hajatan
“Saya kira ini juga perlu perhatian, sumber hewannya itu dari mana, jangan karena harganya murah, punya akses membeli sapi dengan mudah sehingga tidak di deteksi dengan bagus,” sambungnya.
“Maka kita ingin, masyarakat juga melapor ke dinas terkait, apakah hewan yang akan dikonsumsi layak atau tidak, sehingga dapat dideteksi,” terang Arsal, Selasa (26/7/2022).
Diketahui akibat virus tersebut puluhan ternak sapi di Pasangkayu mendadak mati beberapa waktu lalu.

Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Pasangkayu, Mamuju Tengah tentunya harus lebih waspada.
Lanjut ia, paling tidak pergerakan hewan antar desa dan kecamatan bisa dikendalikan.
Serta melakukam sosialisasi secara masif ke peternak, agar para peternak dapat menginformasikan lebih awal ketika ciri-ciri penyakit itu ada pada hewan ternak mereka.
“Saya kira ini hal serius yang harus menjadi perhatian kita bersama, bahkan kalau perlu kita bisa proteksi pergerakan hewan mulai dari tingkat desa,” tuturnya.