Rakernas PDIP

Rakernas PDIP Hujan 'Ancaman' Terhadap Kader dan Kritikan, Kalau Ada Koalisi di PDIP, Out!

Beberapa pernyataan Megawati Soekartoputri dialamatkan kepada kader yang selama ini santer dikabarkan akan bermanuver.

Editor: Nurhadi Hasbi
tangkapan layar kompasTV
Megawati memberikan kritikan pada parpol lain, bahwa tidak ada koalisi di sistem ketatanegaraan Indonesia. Hal tersebut dikatakannya dalam Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). (Tangkap layar YouTube Kompas TV) ((Tangkap layar YouTube Kompas TV)) 

“Saya suka bingung, kok bilang koalisi-koalisi, tidak ada, kalau kerjasama, yes,” jelas Megawati.

“Ini ketatanegaraan kita lho! Ini ketatanegaraan kita, ini ketatanegaraan kita!” tegasnya.

Selanjutnya, Megawati menegaskan jika ada koalisi di PDIP maka yang bersangkutan harus siap untuk dikeluarkan dari partai berlambang banteng tersebut.

“Kalau masih ada yang ngomong di PDIP Perjuangan, urusan koalisi, koalisi, koalisi, out!” kata Megawati sambil berteriak di depan peserta rakernas.

“Berarti ndak ngerti sistem ketatanegaraan kita,” tambahnya.

Bingung Dituduh Komunis: Namanya PDIP, Komunisnya Dimana?

Megawati juga mengaku heran dengan sejumlah pihak yang menganggap partainya sebagai kelompok komunis.

Ia pun mengungkapkan bahwa nama partai yang dipimpinnya ada istilah demokrasi lalu ia pun berpikir unsur komunisnya dimana.

“Aduh saya tuh sampe mikir, namanya aja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Jadi komunisnya itu di mana?" kata Megawati sembari bertanya.

Selanjutnya, ia menegaskan, PDIP merupakan partai politik yang memperoleh restu dari Pemerintah Indoenesia sehingga menurutnya tak mungkin menganut ideologi komunis.

“Organisasi parpol dibentuk oleh Pemerintah RI itu adalah untuk bisa mengorganisir massa rakyat. Kala berbicara seperti itu, saya tuh sangat heran selalu dikonotasikan dengan komunis,” katanya.

“Saya sampai bingung sendiri,” tambah Megawati.

Lebih lanjut, Megawati juga mengaku tak habis pikir lantaran Soekarno dituding sebagai penganut komunis.

Presiden RI ke-5 itu lantas menegaskan, Soekarno adalah bapak proklamator yang memimpikan Indonesia sebagai negara demokrasi terpimpin.

“Ketika Bung Karno mengatakan demokrasi terpimpin, itu selalu terus dibilang komunis. Saya heran banget, orang yang ngomongi (menyebut) komunis, komunis, komunis, komunis, komunis, komunis, komunis sampai capek dewe (lelah sendiri) itu sebenarnya moco po ra to (membaca apa tidak)?” tuturnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved