Penolakan TPA Balanipa
Sambil Menangis, Ibu di Balanipa Demo Kehadiran TPA: Tolong Dengarkan Keluhan Kami Pak
Salah satu ibu-ibu di Balanipa bahkan menangis menyampaikan aspirasinya menolak kehadiran TPA di Balanipa.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM,- Warga Balanipa terus menolak keberadaan TPA atau Tempat Pembuangan Akhir Sampah di wilayahnya.
Selain pemuda Balanipa, ibu-ibu Balanipa juga ikut demo di jalan.
Mereka menyuarakan keresahannya.
Salah satu ibu-ibu di Balanipa bahkan menangis menyampaikan aspirasinya.
"Tolong dengarkan keluhan kami pak"kata ibu yang tidak diketahui namanya tersebut sambil terisak.
Penolakan pemindahan tempat pembuangan akhir (TPA) ke Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), masih terus berlanjut.
Sejumlah pemuda mengatasnamakan pemuda Balanipa Bergerak kembali turun ke jalan.
Mereka berorasi tepatnya di depan pintu masuk lokasi rencana pembangunan TPA baru.
Mereka menolak pemindahan TPA dari Paku ke daerahnya.
Selain berorasi, mereka juga membawa spanduk berukuran besar berisi tuntuntan mereka.
Isi spanduk berbunyi "menolak keras TPA Balanipa" save tanah adat.
"Tuntutan masih sama yakni menolak TPA, " ucap salah satu pemuda Balanipa, Yaqub kepada tribun, Minggu (9/1/2022).
Dua hari sebelumnya, sejumlah mahasiswa dan pemuda mendatangi Kantor Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, Jumat (7/1/2022).
Mereka menggelar pertemuan dengan pemerintah kecamatan terkait polemik pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) di Kelurahan Balanipa.
Pertemuan mahasiswa yang mengatasnamakan pemuda Balanipa bergerak dihadiri langsung Camat Balanipa, Muhammad Sukri, serta beberapa unsur lainnya.