DPRD Mamasa
Respon Bupati Mamasa saat Pribadinya Diserang, Dituding Bohong Hingga Paripurna Ricuh
Ramlan Badawi, dalam sambutannya mengatakan, seluruh masukan dan saran akan ia catat dan menjadi masukan yang sangat berharga.
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMASA - Rapat Paripurna DPRD Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Selasa (30/11/2021) kemarin, berlangsung alot.
Rapat paripurna yang berlangsung di Ruang Paripurna DPRD Mamasa, selain alot, juga diwarnai aksi labrak meja.
Kericuhan dipicu salah seorang ASN diketahui bernama Ernesto Randan, berteriak dan melabrak meja pimpinan DPRD Mamasa.
Ernesto yang saat ini menjabat Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, berteriak saat Reskianto Taulabi Kia menyampaikan catatan pendapat akhir fraksinya.
Baca juga: Penyebab Alokasi Dana Desa Tahap II di Kabupaten Mamasa Belum Dibayarkan
Baca juga: Dituding Bohong Hingga Rapat Paripurna Ricuh, Bupati Mamasa: Ditindaklanjuti Jika Diinginkan
Ada beberapa poin catatan yang disampaikan Reskianto, mewakili Fraksi Gabungan PPP dan Gerindra.
Satu diantaranya yaitu penolakan terhadap dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Kericuhan diredam setelah Reskianto diberikan kesempatan melanjutkan catatan yang disampaikan.
Beberapa saat setelahnya, kericuhan kembali terjadi.
Kericuhan terjadi setelah Darius To'tuan yang juga anggota Fraksi Gabungan PPP dan Gerindra menyampaikan catatannya.
Ada beberapa poin yang disampaikan Darius, termasuk diantaranya adalah persoalan pasar sementara dan pasar swasta miliknya.
Di mama kata dia, sebelum Bupati Mamasa membangun pasar sementara, ada kesepakatan antara dirinya dan bupati.
Yakni bupati bersedia membangun drainase, namun hingga saat ini belum juga direalisasikan.
Sebabnya, ia menilai Bupati Mamasa, tidak konsisten baik secara lisan maupun tulisan.
"Maka dari tempat ini saya mengatakan bapak ini mengadakan pembohongan," ucap Darius.
Pembicaraan Darius dipotong anggota Fraksi Nasdem, Arwin hingga berujung ricuh.