Bengkak Lagi, 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Hutang Pemerintah Naik Rp6.500 Triliun
Dua tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf hutang pemerintah meningkat menjadi Rp 6.500 triliun.
Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM – Awal periode kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf merupakan masa sulit dan penuh tantangan.
Pasalnya, tidak begitu lama setelah keduanya dilantik sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, dunia menghadapi wabah Covid 19.
Sejak saat itu, dunia disibukkan dengan penanganan Covid 19 tanpa terkecuali di Indonesia.
Dari sisi kesehatan, dua tahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dinilai pemerintah telah berupaya keras memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Meskipun di awal pandemi Covid 19 terlihat agak sedikit lambat, tetapi gerak cepat pemerintah membentuk satuan tugas guna menanganani persoalan kesehatan akibat Covid 19 patut diapresiasi.

Baca juga: Dua Tahun Masa Kerja Jokowi-Ma’ruf, Komisi VII DPR RI Beri Rapor Merah untuk Sektor Ini
Baca juga: Jokowi Resmi Lantik Dewan Pengarah BRIN, Megawati Jadi Ketua, Ini Daftar Susunannya
Terlebih lagi, satuan tugas tersebut digandengkan dengan satuan tugas untuk pemulihan ekonomi nasional.
Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay mengatakan jika pemerintah telah menghadapi berbagai persoalan Covid 19 secara fluktuatif.
Puncaknya adalah sat tingginya penyebaran Covid 19 di berbagai kota besar di Indonesia.
Ketika itu, semua rumah sakit penuh,bahkan banyak rumah sakit yang mendirikan tenda di sekitar halaman rumah sakit untuk menampung seluruh masyarakat yang terpapar.
“Ada banyak kendala yang harus ditangani.Untungnya, semua tenaga medis tetap siap siaga. Tidak ada yang menyerah.”
“Kita salut kepada mereka. Persoalan kan tidak hanya soal tenaga medis dan ketersediaan tempat tidur. Waktu itu, terjadi kelangkaan oksigen. Begitu juga kelangkaan obat-obatan, kalaupun ada harganya sangat tinggi sekali,” ungkapnya.
Semua itu adalah tantangan yang tidak ringan, pemerintah telah begitu sabar menghadapi wabah ini.
Sehingga ekskalasi yang terpapar menurun dan tingkat hunian rumah sakit perlahan juga menurun.
“Negara lain banyak juga yang terkejut dengan Indonesia. Bahkan Malaysia tertinggal dengan kita.”
“Ini harus disyukuri, semua pihak tetap harus berkontribusi dengan cara tetap menerapkan prokes secara ketat di semua tempat,” tuturnya.