BBM Langka
Tarif Pete-pete di Majene Naik, Rute Pasar Sentral Pelattoang Rp 20 Ribu
Tarif dari Pelattoang, Kecamatan Tammerodo Sendana ke kota Majene naik Rp 20 ribu dari tarif sebelumnya Rp 17 ribu per orang.
Penulis: Nasiha | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Dampak kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Majene juga dirasakan oleh angkutan umum Pete-pete.
Sopir Pete-pete rute Pelattoang ke Kota Majene Sapri (39) mengatakan, sudah satu minggu tarif angkutan umum Pete-pete di Majene naik.
"Terpaksa dikasi naik karena susah bensin," ujar Sapri kepada Tribun-Sulbar.com saat ditemui di Terminal Majene, Rabu (20/10/2021).
Ia menuturkan, harus mengantre berjam-jam di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) untuk mendapatkan BBM pertalite.
"Sampai tengah malam antre," ucapnya.
Tarif dari Pelattoang, Kecamatan Tammerodo Sendana ke kota Majene naik Rp 20 ribu dari tarif sebelumnya Rp 17 ribu per orang.
Tarif tersebut berlaku untuk angkutan umum.
Sementara, tarif untuk pelajar juga naik Rp 25 ribu dari tarif sebelumnya Rp 15 Ribu per orang.
Ia memperkirakan, jarak dari Pelattoang ke Kota Majene sekitar 50 kilometer.
"Itu tarifnya sudah diantarmi ke tujuan. Tidak turun di terminal," terangnya.
Ia mengaku, kenaikan tarif tersebut adalah kesepakatan bersama para sopir pete-pete.
Sapri sendiri sudah 4 tahun bekerja sebagai sopir pete-pete rute Pelattoang ke Kota Majene.
Sehari-harinya ia mangkal di Terminal Majene.
Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi jumlah penumpangnya.
Sebelum pandemi, ia mendapat untung hingga Rp 170 ribu per hari.
Namun setelah pandemi, hanya mampu mendapat untuk Rp 100 ribu per hari.
"Semenjak corona sepi penumpang. Itu untungnya masih kotor. Belum keluar ongkos bensin," tukasnya. (*)