HUT ke 17 Sulbar

HUT ke-17 Sulbar, Nelayan Majene: Semoga Ada Pelampung untuk Kami

"Pelampung mo dulu. Saya sendiri belum punya itu. Sementara hampir tiap hari melaut," ujar Abdul Muis kepada Tribun-Sulbar.com.

Penulis: Nasiha | Editor: Hasrul Rusdi
Tribun-Sulbar.com/Misbah Sabaruddin
Abdul Muis (70), nelayan asal Lingkungan Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Banyak harapan berdatangan menyambut HUT ke 17 Sulbar.

Tidak hanya dari kalangan pejabat, tapi juga dari masyarakat umum Sulawesi Barat.

Abdul Muis (70) salah satunya.

Ia adalah nelayan asal Majene tepatnya di Lingkungan Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene.

Ia berharap, di momen HUT ke 17 Sulbar, agar pemerintah memberi perhatian lebih bagi para nelayan.

Baca juga: Prakiraan Cuaca: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Majene 3 Hari ke Depan

Baca juga: Komunitas Nelayan Mammesa Mamuju Berharap Dokumen Izin Berlayar Semakin Dipermudah

Nelayan di Lingkungan Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan, Banggae Timur, Majene saat memantau cuaca di Pantai Tamo, Rabu (1/9/2021)
Nelayan di Lingkungan Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan, Banggae Timur, Majene saat memantau cuaca di Pantai Tamo, Rabu (1/9/2021) (Tribun-Sulbar.com/Misbah Sabaruddin)

Utamanya soal keselamatan para nelayan.

Apalagi, sepanjang Agustus hingga September 2021, cukup marak nelayan hilang.

"Pelampung mo dulu. Saya sendiri belum punya itu. Sementara hampir tiap hari melaut," ujar Abdul Muis kepada Tribun-Sulbar.com, Selasa (21/9/2021).

Abdul Muis sendiri sudah melaut hampir 50 tahun.

Menghidupi tujuh anak.

Saat ini, sudah memiliki 13 cucu.

Baca juga: Gubernur Ali Baal Masdar Minta Atlet dari 8 Cabor Kontingen Sulbar Jaga Sportivitas di PON Papua

Baca juga: Prakiraan Cuaca: Waspada Gelombang Tinggi 4 Meter di Perairan Majene 3 Hari ke Depan

"Sudah melaut dari umur 20 tahun," terangnya.

Kepada Tribun-Sulbar.com, ia menceritakan pengalamannya melaut hingga ke Perairan Australia.

Bersama beberapa pelaut lainnya, ia berlayar dengan Perahu Padewakang Nur Al Marege dari Makassar ke Perairan Australia.

Dikutip di wikipedia, padewakang adalah perahu tradisional yang digunakan oleh suku Makassar, Sulawesi Selatan.

Padewakang dulunya digunakan untuk pelayaran jarak jauh oleh kerajaan-kerajaan di Sulsel.

Abdul Muis (70), nelayan asal Lingkungan Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene.
Abdul Muis (70), nelayan asal Lingkungan Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene. (Tribun-Sulbar.com/Misbah Sabaruddin)

Tanpa mesin, ia berlayar sekitar 50 hari untuk sampai ke Perairan Darwin, Australia, yakni 8 Desember 2019 hingga 24 Januari 2020.

Terakhir, ia meminta agar pemerintah memperhatikan nasib nelayan.

Permohonan bantuan-bantuan nelayan dimudahkan.

"Biasa mengurus bantuan tapi ribet itu pun kalau diterima," ungkapnya.

Peringatan HUT ke-17 Sulbar akan dilangsungkan 22 September 2021.

Peringatannya dipusatkan di Kantor DPRD Sulbar melalui rapat paripurna istimewa.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Misbah Sabaruddin

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved