HUT ke 17 Sulbar
Refleksi 17 Tahun Menuju New Sulbar, Sarkawi: Sulbar Refocusing Program Pembangunan
"Dari sisi pondasi ekonomi, pendidikan, dan birokrasi pemerintahan harusnya semakin matang juga," kata Sarkawi, Senin (20/9/2021).
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Jelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Sulawesi Barat (Sulbar) berbagai tokoh memberikan pesan dan harapan.
Sulawesi Barat memperingati HUT setiap tanggal 22 September. Tahun ini akan dilaksanakan rapat paripurna istimewa di DPRD Sulbar.
Dosen Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas), Sarkawai Rauf mengatakan, refleksi 17 tahun menuju New Sulbar perlunya recofussing program pembangunan.
Apalagi, Sulbar sudah masuk kategori dewasa saat ini.

"Dari sisi pondasi ekonomi, pendidikan, dan birokrasi pemerintahan harusnya semakin matang juga," kata Sarkawi, Senin (20/9/2021).
Sehingga, kedepan harusnya Sulbar itu lebih fokus lagi kepada isu-isu lebih strategis.
Menurutnya, paling tidak tigalah jadi perhatian utama di Sulbar seperti pendidikan dan kesehatan.
"Dua ini kan menyangkut sumber daya manusia, bagaimana sekolah-sekolah dibangun kembali. Sehingga ada mutu hingga standar secara nasional," bebernya.
Sama halnya, tenaga kesehatan cukup harus memadai contohnya jumlah dokter harus menjadi perhatian kedepan.
Baca juga: Takut Disuntik, Pria Gondrong di Mamuju Tengah Menangis Saat Akan Divaksin, Hingga Dibujuk 2 Polisi
Baca juga: Siswa dan Santri di Polman Dijemput Bus Polisi untuk Vaksinasi Covid-19
Mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Indonesia ini juga mengungkapkan seperti fokus Jokowi-Maruf kepada SDM.
"Tentu kata kuncinya pendidikan dan kesehatan. Inilah harus menjadi fokus kedepan di Sulbar dengan usianya masuk dewasa," ungkapnya.
Kedua, sektor ekonomi lebih fokus komoditi strategis seperti pertanian, perkebunan dan perikanan paling dominan di Sulbar.
Misalnya, Sulbar penghasil Kakao mestinya diangkat kembali menjadi primadona ekonomi Sulbar.

"Karena dulu banyak masyarakat menggantungkan hidup ke sana. Begitupun kelapa banyak juga, inilah harus dipikirkan," ujarnya.
Bahkan, jangan sampai di situ, perlunya dipikirkan pemasaran produknya yang bisa di ekspor.