Longsor Mamuju
Tangis Lilis Pecah, Rumahnya Tertimbun Longsor: Mau Tinggal Dimana Lagi Kita
Guru Honorer Marano, Nurintang mengatakan enam Kepala Keluarga (KK) saat ini sementara mengungsi ke rumah warga.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Warga Bukit Marano, Lilis asal Bandung hanya pasrah dan menangis rumahnya terbawa tanah longsor.
Istri Deny Supriadi ini hanya bisa menangis meratapi rumahnya terbawa tanah longsor.
Bahkan, barang-barangnya tidak sempat diselamatkan.
Longsor terjadi akibat intensitas hujan tinggi sejak Kamis (2/9/2021) pukul 11.00 hingga Jumat (3/9/2021) dini hari.
"Mau tinggal dimana lagi kita kalau rumah sudah hancur begini," kata Lilis.
Dia sangat trauma atas kejadian dialaminya.
Baca juga: Warga Butuh Mobil Pemadam Kebakaran Bersihkan Rumah dari Lumpur
Baca juga: Enam Rumah Hancur Akibat Longsor di Bukit Marano Mamuju
Sebelumnya, Guru Honorer Marano, Nurintang mengatakan enam Kepala Keluarga (KK) saat ini sementara mengungsi ke rumah warga.
"Sampai saat ini belum ada bantuan masuk ke sini," kata Nurintang.
Dia berharap adanya bantuan pemerintah masuk ke Bukit Marano.
"Ada satu warga Pak Dedy sudah tidak ada yang bisa di harapkan karena lahan usahanya penuh dengan tanaman Nilam itu ketimbun longsor juga," ungkap Nurintang.
Warga Bukit Marano saat ini saling membantu terdampak longsor.
Apalagi, Bukit Marano merupakan tempat warga transmigrasi dari berbagai daerah di Indonesia.

Data Kerusakan Rumah dan Nama KK
1. Deny Supriadi dari Bandung
- Ada 3 motor, 2 tv, 1 senso, 1 jenset, 1 laptop, perkakas tukang, dan alat bengkel karn beliau adalah mekanik sambil bertani.
2. Herliman
- Rumah Rusak
3. Ansar
- Rumah Rusak
4. Gede Supada
- Rumah Rusak
5. Beta
- Rumah Rusak
6. Budi
- Rumah Rusak
Laporan Wartawan TRIBUN-SULBAR.COM, Habluddin