FGD Akselerasi Ekspor Komoditas Sulbar, Ini Lima Langkah Strategis yang Ingin Dicapai

"Ini meningkat 67,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama hanya Rp 1,56 trilyun," ujar Kepala Karantina Pertanian Mamuju Drh Agus Karyono.

Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Hasrul Rusdi
Ist/Tribun-Sulbar.com
FGD Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Karantina Pertanian Mamuju, Selasa (24/8/2021). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Lima langkah strategis yang akan dicapai Stasiun Karantina Pertanian Mamuju ekspor komoditas pertanian Sulawesi Barat (Sulbar).

Diantaranya, meningkatkan volume ekspor, mendorong pertumbuhan ekspor baru, menambah ragam komoditas ekspor, meningkatkan frekuensi, dan menambah negara mitra dagang.

Hal tersebut, terungkap pada Focus Group Discasion (FGD) akselerasi ekspor komoditas pertanian Sulbar di Tribun Gedung Merah Putih Pemprov Sulbar, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Kecamatan Simboro, Selasa (24/8/2021).

Baca juga: Pria Asal Bojonegoro Gantung Diri di Kantor Usai Tinggalkan Surat Wasiat Berisi Catatan Utang Pinjol

Baca juga: Wanita 60 Tahun Asal Wonomulyo Polman Dinyatakan Positif Covid-19 saat Meninggal

Turut hadir Kepala BI Sulbar, Hermanto, Kepala DJPB Sulbar Imik Eko Putro, Kepala Sabandar Pelabuhan Belang-belang, para pengusaha, dan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).

"Saya berharap ini akan merangkum pemikiran para peserta FGD untuk memaksimalkan pendayagunaan sektor pertanian," kata Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar.

Mengingat, di masa pandemi Covid-19 sektor pertanian terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan.

Berdasarkan data BPS Sulbar tahun 2021, pertumbuhan ekonomi daerah pada triwulan ke-II tumbuh sebesar 5,44 persen, jika dibandingkan dengan triwulan ke-II tahun 2020.

Sementara, data sistem Automatisasi Badan Karantina Pertanian (Iqfast), capaian kinerja ekspor komoditas pertanian Sulawesi Barat Januari – Agustus 2021 senilai 2,56 Trilyun.

"Ini meningkat 67,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama hanya Rp 1,56 trilyun," ujar Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono.

Kenaikan yang signifikan ini disebabkan karena tingginya permintaan negara tujuan dan kenaikan harga.

Masih didominasi oleh produk turunan sawit Crude Palm Oil (CPO).

Baca juga: Onwer Rumah Makan Tepi Galung, Kusnadi Berbagi Cerita di Studio Tribun-Sulbar.com

Baca juga: Sapi Anda Masih Berkeliaran di Kota Mamuju? Siap-siap Dipotong untuk Dibagikan ke Warga

Cangkang sawit terdapat tujuh negara tujuan ekspor Sulawesi Barat yaitu China, Pakistan, Korea Selatan, Rusia, Philipina, Jepang dan Bangladesh.

Komoditas ekspor yang belum tercatat atas nama Sulawesi Barat antara lain Briket Batok Kelapa, Kakao, Getah Pinus, Nilam dan Sarang Burung Walet.

"Tahun 2020 - 2024 Pemerintah fokus mengembangkan komoditas Porang dan Sarang Burung Walet, karena permintaan dunia yang tinggi dan terus meningkat," bebernya.

Khusus sarang burung wallet, selama ini ekspornya dilakukan oleh Jawa tengah dan Jawa Timur karena di Sulbar belum ada industri pembersihan dan pemanasannya.

"Khusus Sarang Walet yang dikirim keluar Sulawesi Barat selama 3 (tiga) tahun terakhir tercatat 4,082 Ton," tuturnya.

Asumsi bila di eksporlangsung dari Sulawesi Barat dengan harga minimal Per Kg Rp 30.000.000 maka akan didapat Rp 122,46 Miliar.

Karantina Pertanian Sulbar siap menfasilitasi ekspor komoditas pertanian dengan menerbitkan Phytosanitary Certificate (PC) yang merupakan persyaratan wajib dalam ekspor.

PC merupakan jaminan bahwa komoditas tersebut sehat dan layak untuk di ekspor.

Kesimpulan FGD hari ini adalah seluruh stakeholder mendukung penuh upaya peningkatan dan percepatan ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Sulbar.

Selema FGD berlangsung masing-masing memberikan pemparan pada sektor masing-masing.(*)

Laporan Wartawan TRIBUN-SULBAR.COM, Habluddin

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved