RSUD Regional
7 Fakta Polemik RS Pemprov Sulbar: Anggaran Proyek Tak Jelas hingga Pasien Terganggu
"Pak Doni Munardo kembali berkunjung dan mengapresiasi semua fasilitas perawatan tenda darurat rumah sakit," kata Direktur RSUD Regional Sulbar, Indah
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Hasrul Rusdi
Pasien berada di tenda perawatan sangat terganggu adanya suara bising pembongkaran.
Bahkan, mobil truk keluar masuk di area tenda perawatan pasien.
"Sangat terganggu Pak apalagi keluarga kami sementara sakit," ucap salah satu keluarga pasien.
Sebagian pasien dipindahkan di tenda perawatan yang masih kosong.
5. Air dan Listrik Terancam Dicabut
Tidak adanya kejelasan pembayaran proyek membuat kontraktor Pandawa Lima sebagai pelaksana tidak sabar.
Air dan listrik akan diputus jika tidak ada kejelasan pembayaran proyek yang masuk suasana tanggap darurat.
"Kami hanya butuh kejelasan pembayarannya, mau di perubahan atau pokok tidak masalah yang penting jelas," ungkap Muhammad Ramli saat selesai bertemu pimpinan DPRD Sulbar, Jumat (20/8/2021).
Sehingga, dia menunggu niat baik DPRD Sulbar maupun pemprov memberikan kejelasan pembayaran proyek dikerjanya.
Baca juga: Realisasai DAK Fisik Kabupaten Majene Tahun 2021 Sangat Rendah, Hanya Rp 15,3 Milliar
Baca juga: 70 Mobil Pasir Tak Dibayar, Pemilik Akan Bongkar Lagi Paving Blok RSUD Regional Sulbar

6. Bantahan Pemprov
Pemprov Sulbar melalui Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sulbar Amujib mengatakan tidak adanya surat perintah membayar (SPM) masuk.
"Tidak ada surat SPM-nya masuk ke kami, kalau ada pasti dibayarkan," kata Amujib, Kamis (19/8/2021).
Lebih lanjut dikatakan tidak ada anggaran pascabencana dikhas daerah.
Persoalan rumah sakit seharusnya dikerjakan sesuai poksi anggarannya.
"Jangan mengerjakan yang tidak ada anggarannya," ungkap Amujib.