Paskibraka Sulbar
Cristina Keluhkan Jaringan Internet saat Belajar Daring di Desa Salutabang, Mamasa
Namun belajar Daring, tidak begitu maksimal. Karena di Kecamatan Bambang tidak ada jaringan internet maupun jaringan telekomunikasi.
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMASA - Sejak dinyatakan negatif Covid-19, Kristina kembali ke kampungnya di Desa Salutabang, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar).
Kristina batal berangkat ke Jakarta mewakili Sulawesi Barat sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat nasional.
Setelah siswi asal SMAN 1 Mamasa, Kabupaten Mamasa ini dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Dia dinyatakan positif Covid-19 sehari sebelum berangkat dari Mamuju ke Jakarta.
Baca juga: Gagal Jadi Paskibraka Nasional, Cita-cita Cristina Jadi Polwan Ambyar?
Baca juga: Arya & Cristina Dijanji Sertifikat Paskibraka, Kadispora Sulbar Hanya Akan Menyurat ke Jakarta

Setelah dinyatakan positif Covid-19, Kristina lalu dipulangkan ke Mamasa menjalani isolasi mandiri.
Kristina menjalani isolasi mandiri di kamar kosnya di Patto'longan, Kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa.
Kurang lebih dua hari menjalani isolasi mandiri, Kristina kembali menjalani pemeriksaan swab PCR dan hasilnya negatif.
Semasa isolasi mandiri, Kristina belajar dengan metode dalam jaringan (Daring) atau lebih dikenal belajar online.
Baca juga: Pelajar Mamasa Terpaksa Manjat Gunung Agar Bisa Belajar Online
Baca juga: 2 Tahun Belajar Online, Yoga Siswa SD di Mamuju Belum Tahu Nama Guru Satu Pun
Sejak dinyatakan negatif, Kristina memutuskan pulang ke kampung berkumpul bersama orangtuanya.
Di kampung, Kristina tetap mengikuti proses belajar Daring.
Namun belajar Daring, tidak begitu maksimal.
Karena di Kecamatan Bambang tidak ada jaringan internet maupun jaringan telekomunikasi.
Agar bisa belajar Daring, Kristina terpaksa naik gunung dan turun lembah mencari jaringan.

Di kampung Kristina, hanya ada beberapa tempat tertentu bisa mengakses jaringan internet.
"Setelah dinyatakan negatif, saya kembali ke kampung. Di sini saya sehari-hari hanya belajar.
Tetapi kendalanya karena tidak ada jaringan internet. Jadi belajar tidak maksimal," ujar Kristin, Selasa (10/8/2021) sore.
Meski begitu, Kristina mengaku tidak putus asa. Ia berharap kampung mendapat perhatian dari pemerintah.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Semuel Mesakaraeng