Pernikahan Dini

Pernikahan Dini Masih Terjadi di Mamuju Tengah, Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Utama

Dinas P3AP2KB Mateng mencatat empat kasus pernikahan dini sepanjang Januari hingga Juli 2025.

Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Nurhadi Hasbi
Sandi Anugrah/Tribun-Sulbar.com
PERNIKAHAN DINI - Dinas P3AP2KB Mateng Jl Trans Sulawesi, Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Selasa (5/8/2025). Motif orang tua menikahkan dini anaknya yaitu faktor ekonomi dan menghindari perzinahan.(Sandi/Tribun) 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH – Pernikahan dini di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), masih terus terjadi.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Mateng, Hj. Nahda, menyebutkan dua motif utama orang tua menikahkan anak mereka di usia dini.

Pertama, alasan keterbatasan ekonomi.

Kedua, untuk menghindari perzinahan.

Baca juga: Angka Pernikahan Dini di Mamuju Tengah Turun Drastis, P3AP2KB Catat Hanya 4 Kasus hingga Juli 2025

“Alasan ini menjadi pembelaan mereka,” ujar Hj. Nahda saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor P3AP2KB Mateng, Jalan Trans Sulawesi, Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo, Selasa (5/8/2025).

Menurutnya, faktor ekonomi menjadi penyebab utama pernikahan dini.

Faktor lain yang turut memengaruhi yakni kurangnya pemahaman terhadap dampak negatif pernikahan dini serta pengaruh teknologi seperti penggunaan gadget.

Dinas P3AP2KB Mateng mencatat empat kasus pernikahan dini sepanjang Januari hingga Juli 2025.

Angka ini menurun signifikan dibanding periode yang sama tahun 2024 lalu, yang mencatat 33 kasus.

Meski demikian, pihaknya tetap gencar melakukan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya pernikahan dini.

Edukasi dilakukan melalui sekolah, Puskesmas, tempat ibadah, hingga kelompok-kelompok masyarakat.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak menikahkan anak di usia dini.

Pernikahan dini memiliki sejumlah dampak negatif, seperti gangguan kesehatan mental, risiko kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga potensi terjebak dalam kondisi ekonomi rendah. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved