Berita Viral

Profil Pandji, Bikin Masyarakat Toraja Murka, Diduga Hina Tradisi Sakral Rambu Solo

Narasi narasa berbau Sara tersebut disampaikan Pandji Pragiwaksono, saat sampaikan materi stand up komedi.

Editor: Nurhadi Hasbi
Tribunnews.com
KECAMATAN - Pandji Pragiwaksono, komika yang mendapat kecaman dari masyarakat Toraja 
Ringkasan Berita:
  • Pandji Pragiwaksono menuai kecaman luas dari masyarakat Toraja setelah video stand up-nya viral dan diduga menghina tradisi sakral Rambu Solo’, upacara adat pemakaman khas Toraja.
  • Ketua PMTI Makassar, Amson Padolo, menilai materi Pandji bukan sekadar candaan, tetapi bentuk penghinaan terhadap adat dan nilai spiritual masyarakat Toraja.
  • Masyarakat dan komunitas Toraja menuntut Pandji meminta maaf secara terbuka, menegaskan bahwa humor tidak seharusnya menyinggung budaya dan keyakinan.

TRIBUN-SULBAR.COM - Pandji Pragiwaksono mendapat kecaman keras dari masyarakat Toraja.

Kecaman keras itu datang setelah viral potongan video Pandji Pragiwaksono diduga menghina tradisi sakral masyarakat Toraja.

Tradisi sakral yang dimaksud yakni Rambu Solo.

Rambu Solo adalah upacara adat yang dilaksanakan masyarakat Toraja saat orang meninggal.

Narasi narasa berbau Sara tersebut disampaikan Pandji Pragiwaksono, saat sampaikan materi stand up komedi.

Baca juga: Profil Pendeta Wasthy Saber dari Toraja ke Pasangkayu, 11 Tahun Setia Menjawab Panggilan Pelayanan

Baca juga: SAR Kini Cari Nenek dan Cucu Tenggelam di Talambai Mamasa Sulbar di Sungai Ollon Toraja

Pandji Pragiwaksono, menyebut banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksanakan diri menggelar pesta kematian.

Tradisi Rambu Solo memang dikenal menghabiskan banyak biaya jika digelar oleh masyarakat Toraja.

Biasa, saat Tradisi Rambu Solo, oleh keluarga yang berduka akan memotong sejumlah kerbau dan hewan lainnya.

Apalagi, jika orang yang meninggal mempunya keluar dengan kasta sosial lebih tinggi atau bangsawa Toraja.

Pernyataan Pandji Pragiwaksono memicu kemarahan masyarakat Toraja, baik yang tinggal di Toraja maupun di perantauan.

Apalagi, dalam materi stand up Panji, dia menggambarkan jenazah keluar yang belum dimakamkan dibiarkan terbaring di ruang tamu.

"Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya," ujar Pandji dalam video tersebut. 

"Dan banyak yang ga punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu. Kalau untuk keluarganya sih biasa aja ya, tapi kalau ada yang bertamu kan bingung ya. Nonton apapun di TV berasa horor," sebutnya disambut tawa penonton. 

Namun di luar panggung, tawa itu berubah menjadi gelombang amarah.

Potongan tersebut menuai kecaman, terutama dari kalangan masyarakat Toraja.

Pernyataan Pandji dinilai melecehkan nilai-nilai budaya dan adat mereka.

Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo, menjadi salah satu yang paling vokal menyuarakan keberatan. 

Ia menilai materi yang dibawakan Pandji bukan sekadar candaan, tetapi bentuk penghinaan terhadap adat istiadat Toraja.

"Kami sangat menyayangkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menjadikan adat Toraja sebagai bahan lelucon," kata Amson.

"Ada dua hal yang membuat kami terluka. Pertama, pernyataannya bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat," kata dia.

"Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV. Itu tidak benar dan sangat menyinggung," tegasnya. 

Menurut Amson, praktik menyimpan jenazah dalam tradisi Toraja tidak dilakukan sembarangan.

Jika keluarga belum memiliki rencana menggelar Rambu Solo’-upacara kematian khas Toraja-jenazah, maka akan disemayamkan di ruang khusus.

Bukan di ruang tamu seperti yang disampaikan Pandji.

"Sementara, kalau keluarga memang belum mampu, akan ada kesepakatan bersama untuk memakamkan. Tidak pernah ada yang menaruh jenazah di depan TV," tegasnya.

Bagi masyarakat Toraja, Rambu Solo’ bukan pesta kemewahan, melainkan bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. 

Upacara ini mencerminkan nilai kekerabatan, gotong royong, dan kasih sayang.

Di balik prosesi yang megah, tersimpan filosofi tentang solidaritas sosial dan penghargaan terhadap kehidupan.

"Esensi Rambu Solo’ itu penghormatan kepada orang tua atau kerabat yang telah meninggal," ujar Amson. 

Baca juga: Ritual Mabadong Adat Toraja di Rumah Duka Obednego Depparinding, Pakai Sastra Toraja

"Ini adalah bentuk akulturasi antara ajaran Aluk Todolo dan nilai kekristenan. Bukan soal pesta atau kemewahan, tapi rasa hormat dan cinta kasih," tuturnya. 

Ia menegaskan, banyak pihak luar sering salah menafsirkan prosesi tersebut karena hanya melihat sisi lahiriahnya, seolah pesta besar, padahal nilai spiritual dan sosialnya jauh lebih dalam. 

"Pandji seharusnya memahami konteks ini sebelum melontarkan candaan yang justru melukai perasaan banyak orang," tambahnya.

Adat dan budaya Toraja bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga telah mendunia.

Upacara Rambu Solo’ dan arsitektur rumah adat Tongkonan menjadi daya tarik wisata budaya yang dikagumi wisatawan mancanegara. 

UNESCO bahkan menempatkan kawasan Toraja sebagai warisan budaya takbenda dunia, karena nilai-nilai spiritual dan sosialnya yang unik.

Bagi banyak pelancong, Toraja adalah simbol dari keberagaman dan kekayaan budaya Nusantara yang jadi sebuah bukti  penghormatan terhadap leluhur bisa disampaikan dengan cara yang luhur dan penuh makna. 

Karena itu, ketika adat yang begitu dijaga ini dijadikan bahan candaan, rasa tersinggung masyarakat Toraja menjadi wajar dan beralasan.

Kemarahan publik Toraja pun tidak berhenti di media sosial.

Berbagai komunitas dan pemerhati budaya turut menyerukan permintaan maaf terbuka dari Pandji. 

Mereka menilai, sebagai figur publik, Pandji punya tanggung jawab moral untuk berhati-hati dalam setiap pernyataannya. Terlebih yang menyentuh ranah identitas dan kebudayaan.

"Kami menuntut Pandji meminta maaf secara terbuka," kata Amson.

"Ini bukan hanya soal satu suku, tapi pelajaran bagi semua pihak agar tidak seenaknya mempermainkan budaya orang lain, sekalipun dalam konteks humor," ungkapnya lagi. 

Menurutnya, humor seharusnya digunakan untuk membangun kesadaran, bukan memperkuat stereotip. 

"Tidak semua hal bisa dijadikan bahan tertawaan. Bagi kami, ini bukan lucu, ini menyakitkan. Apalagi diucapkan oleh publik figur," ucapnya.

Pandji, yang selama ini dikenal lewat komedi cerdas dan kritik sosialnya, belum memberikan tanggapan resmi atas polemik tersebut.

Namun, desakan agar ia segera memberikan klarifikasi dan permintaan maaf terus menguat di berbagai platform.

Profil Pandji

Pandji Pragiwaksono memulai kariernya sebagai penyiar radio di Hard Rock FM Bandung dari tahun 2001 sampai dengan 2003 bersama Tike Priatnakusumah.

Kemudian pindah ke Jakarta, ia tetap menjadi penyiar Hard Rock di Jakarta selama tujuh tahun,kemudian ia terkenal karena kolaborasinya bersama Steny Agustaf.

Pada tahun 2011 hingga 2015, Pandji menjadi Host pada kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) KompasTV.

 Mulai dari tahun 2016 hingga saat ini Pandji "naik jabatan" menjadi Juri pada kompetisi tersebut

Ia bersama Radit juga pencetus gagasan adanya kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) di Kompas TV.

Dilansir dari wikipedia, berikut biodata Singkat Pandji Pragiwaksono:

Nama: Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo

Tanggal Lahir: 18 Juni 1979

 Tempat Lahir: Singapura

Pekerjaan: Aktor, pelawak tunggal, pembawa acara, penyiar radio, penulis, rapper, youtuber, dan sutradara.

Karier:

Pada 2008, ia merilis album musik rap pertamanya berjudul Provocative Proactive, yang menampilkan beberapa artis seperti Tompi, Steny Agustaf dan istrinya sendiri, Gamila Arief.

Pada 2009, ia juga meluncurkan album kedua, You'll Never Know When Someone Comes In And Press Play On Your Paused Life.

Di awal 2010, pada 21 Januari bersama para penyiar yang tergabung di MRA, Pandji menyumbangkan suaranya di album THIS IS ME, yang merupakan album amal.

Komika Pandji Pragiwaksono (Tribunnews/Herudin)
Penjualan dan keuntungan album ini diberikan pada Yayasan Onkologi Anak Indonesia.

Ia juga berkesempatan tampil di beberapa acara musik seperti Soulnation. Albumnya pada 2010, Merdesa, menuai keuntungan besar dengan menerapkan strategi free lunch method yang diakui oleh Hermawan Kertajaya.

Pada tanggal 21 Mei 2012, bertepatan dengan 14 tahun turunnya Soeharto, Pandji mulai meluncurkan album hiphop ke-4 berjudul 32.

Lagu lagu seperti Demokrasi Kita dan Indonesia Free adalah musikalisasi dari pidato Mohammad Hatta. Album 32 juga berisi lagu seperti GR feat Abenk Ranadireksa (Soulvibe), lalu Untuk Sahabatku feat Davinaraja (The Extralarge) yang ia tulis sebagai persembahan kepada para penikmat musiknya selama 5 tahun berkarier.

Pada tahun 2015,Pandji kemhali merili album mini yang berjudul Pemanasan.

Pada Tahun 2018, Pandji merilis album keenam yang berjudul Pembalasan

Di tahun 2022, tur nasional Komoidoumenoi akhirnya bergulir, dimulai pada bulan Agustus hingga selesai pada bulan Desember.

Pertunjukan ke tujuh dari Pandji Pragiwaksono ini memulai kick off-nya di Kota Yogyakarta, dan ditutup dengan megah di Istora Senayan Jakarta, pada 4 Desember 2022 di hadapan 7500 penonton.

Pertunjukan ini juga terpaksa menggunakan sistem Hybrid, untuk mengakomodasi penonton dari beberapa kota yang akhirnya dibatalkan.

Pandji Pragiwaksono menorehkan sejarah baru di dunia Stand Up Comedy di Indonesia dengan menggelar pertunjukannya di Istora Senayan Jakarta.

Komoidoumenoi juga bersejarah, karena menjadi pertunjukan tunggal dari Pandji Pragiwaksono yang terbanyak dari jumlah penonton, dengan total lebih dari 10.000 pasang mata yang menyaksikan, baik di Istora Senayan, maupun dari rumah via Live Streaming.

Pandji juga mengatakan, tur dunia Komoidoumenoi akan diadakan di tahun 2023.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved