Pasangkayu

Akses Jalan Terbatas, Petani Padi Pasangkayu Resah Kesulitan Angkut Hasil Panen

Kondisi ini membuat petani kesulitan membawa hasil panen mereka untuk di bawa keluar dari area persawahan.

Penulis: Taufan | Editor: Abd Rahman
Taufan
AKSES PETANI-Agus Salim, salah satu petani di Desa Bambaira, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, saat diwawancarai terkait keluhan petani akan sulitnya akses untuk membawa hasil panen padi mereka dari sawah ke pemukiman, Jumat (21/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Petani di Desa Bambaira, Pasangkayu, kesulitan mengangkut hasil panen padi karena tidak adanya akses jalan dari sawah ke pemukiman.
  • Kondisi ini memaksa petani memikul gabah sejauh 1,5 kilometer, yang semakin sulit saat musim hujan (jalan becek).
  • Petani menuntut realisasi pembangunan jalan karena tanah untuk akses sudah dihibahkan sejak tahun 2022, namun hingga kini belum terealisasi, menghambat peningkatan hasil pertanian di 47 hektar sawah produktif.

 

TRIBUN-SULBAR.COM,PASANGKAYU- Para petani di Desa Bambaira, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, mengeluhkan sulitnya akses untuk membawa hasil panen padi mereka dari sawah ke pemukiman.

Pasalnya akses jalan di wilayah tersebut belum memiliki jalan untuk para petani.

Kondisi ini membuat petani kesulitan membawa hasil panen mereka untuk di bawa keluar dari are persawahan.

Petani bernama Agus Salim mengaku, sulitnya akses jalan membuat para pertani harus memikul hasi panen (padi) sejauh 1,5 kilometer dari ladang mereka.

Baca juga: Odong-odong Pemuat Buah Sawit di Pasangkayu Nyaris Terseret Arus saat Sungai Meluap

Baca juga: PB RSUD Sulbar Sabet Podium di Turnamen Mamuju Badminton

Tidak hanya jarak yang jauh, Agus juga mengeluhkan jalan becek saat dimusim hujan, situasi ini kata Agus sangat menguras tenaga mereka.

“Apalagi kalau musim hujan, kami harus menyimpan gabah dulu agar tidak basah, baru besok diambil kembali,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).

Selain memikul, petani kadang memanfaatkan argo untuk mengangkut gabah, tetapi harus melewati irigasi yang sama. 

Padahal, sejak 2022, para petani telah menghibahkan tanah mereka untuk dibuatkan akses jalan. 

Sayangnya, hingga saat ini realisasi pembangunan jalan tersebut belum terealisasi.

“Bagaimana mau meningkatkan hasil pertanian jika akses saja tidak ada?” kata Agus. 

Ia dan petani lain sangat berharap pemerintah segera menindaklanjuti permintaan mereka agar produktivitas pertanian di desa bisa meningkat.

Tambahan informasi, di Desa Bambaira terdapat sekitar 47 hektar sawah produktif yang terdaftar di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), yang menjadi tumpuan ekonomi warga setempat.(*)


Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Taufan

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved