Pasangkayu

Odong-odong Pemuat Buah Sawit di Pasangkayu Nyaris Terseret Arus saat Sungai Meluap

Odong-odong sawit di Desa Wulai, Pasangkayu, tertahan di tengah sungai akibat arus deras

Penulis: Taufan | Editor: Abd Rahman
Istimewa
BANJIR-Sebuah odong-odong pengangkut buah sawit milik warga hampir hanyut terseret arus sungai di Desa Wulai, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, Jumat (21/11/2025). Peristiwa itu terjadi akibat banjir yang membuat aliran sungai deras dan sulit dilintasi. 

 

Ringkasan Berita:
  • Odong-odong sawit di Desa Wulai, Pasangkayu, tertahan di tengah sungai akibat arus deras, menyoroti krisis akses yang tak berkesudahan di enam dusun.
  • Warga mengeluhkan, masalah sungai tanpa jembatan ini memutus akses, bahkan membuat anak-anak batal sekolah saat hujan.
  • Anggota DPRD Pasangkayu, Andrias, meyakinkan bahwa pengusulan jembatan sedang diproses, namun warga kini menuntut realisasi cepat agar kesulitan bertahun-tahun ini segera berakhir.

 

TRIBUN-SULBAR.COM,PASANGKAYU- Sebuah odong-odong pengangkut buah sawit milik warga hampir hanyut terseret arus sungai di Desa Wulai, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, Jumat (21/11/2025).

Peristiwa itu terjadi akibat banjir yang membuat aliran sungai deras dan sulit dilintasi.

Kondisi sungai tanpa jembatan itu sejak lama menjadi kendala besar bagi warga di enam dusun di Desa Wulai. 

Setiap musim hujan tiba, akses keluar-masuk dusun praktis terputus, menyulitkan aktivitas masyarakat, termasuk anak-anak sekolah yang harus menyeberangi sungai untuk bisa bersekolah.

Baca juga: Pengendara Pilih Jalan Tikus di Polman, Hindari Pemeriksaan Polisi Operasi Marano 2025

Baca juga: PB RSUD Sulbar Sabet Podium di Turnamen Mamuju Badminton

Nurfa, salah satu warga Desa Wulai, mengatakan odong-odong yang memuat tandan buah sawit itu sempat tertahan di tengah sungai karena tidak mampu melawan derasnya arus.

“Air sangat deras. Odong-odong itu sudah hampir hanyut, tidak bisa bergerak. Untung ada warga lain yang membantu menahan dan menariknya keluar. Prosesnya lama sekali,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Warga menyebut kondisi tersebut bukan kejadian baru. 

Ketika banjir, mereka bukan hanya kesulitan membawa hasil kebun, tetapi juga kehilangan akses layanan dasar lain, seperti pendidikan.

“Kalau banjir, anak-anak tidak bisa pergi sekolah. Ini sudah lama sekali kami rasakan,” tambah Nurfa.

Menanggapi keluhan warga, anggota DPRD Pasangkayu dari Fraksi PDI Perjuangan, Andrias, mengaku sudah mengusulkan pembangunan jembatan di wilayah tersebut.

“Saat ini pengusulan jembatan masih dalam proses. Kami terus mendorong agar akses masyarakat tidak lagi terputus setiap banjir,” ujarnya.

Warga berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan jembatan agar persoalan akses yang sudah berlangsung bertahun-tahun itu dapat teratasi.(*)


Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Taufan

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved