Tak Punya Uang Bayar, Pria di Sidoarjo Habisi Nyawa PSK yang Dipesan Lewat Aplikasi MiChat

Tersangka kemudian dilaporkan melakukan pembekapan menggunakan bantal dan mencekik korban hingga tidak sadarkan diri.

Editor: Abd Rahman
Kompas.com
ilustrasi pembunuhan- Seorang wanita pekerja seks inisial SS (33) tewas dibunuh oleh pria inisial FLB (27) yang merupakan pelangganya.Aksi pembunuhan terjadi di sebuah kamar hotel di Desa Semambung, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (14/11/2025) dini hari. 

Ringkasan Berita:
  •  Seorang wanita pekerja seks inisial SS (33) tewas dibunuh oleh pria inisial FLB (27) yang merupakan pelangganya.
  • Aksi pembunuhan terjadi di sebuah kamar hotel di Desa Semambung, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (14/11/2025) dini hari.
  • FLB mengahabisi nyawa korban karena tidak mampu membayar jasa telah disepakati sejak awal perjanjian.
  • FLB berhasil ditangkap tidak jauh dari lokasi hotel ketika diduga hendak melarikan diri.
 

 

 

TRIBUN-SULBAR.COM- Seorang wanita pekerja seks inisial SS (33) tewas dibunuh oleh pria inisial FLB (27) yang merupakan pelangganya.

Aksi pembunuhan terjadi di sebuah kamar hotel di  Desa Semambung, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (14/11/2025) dini hari.

Pelaku merupakan pria asal Malang berdomisili di di kawasan kos di Waru, Sidoarjo.

FLB mengahabisi nyawa korban karena tidak mampu membayar jasa telah disepakati sejak awal perjanjian.

Akhirnya FLB nekat membunuh dengan cara menutup wajah korban menggunakan bantal hingga nyawa melayang.

Kasus ini tengah ditangani oleh Polresta Sidoarjo dan kini pelaku sudah ditangkap.

Kapolresta Sidoarjo, Kombes Christian Tobing menjelaskan kronologi kejadian ini, ia mengatakan hubungan antara korban dan tersangka telah terjalin lewat aplikasi  MiChat sejak beberpa hari sebelum kejadian memilukan terjadi.

Aplikasi ini memliki fitur pencarian terdekat, memang kerap dimanfaatkan sebagai sarana  prostitusi online.

Kombes Christian Tobing, menjelaskan  keduanya awalnya sepakat bertemu pada Rabu (12/11/2025) dengan tarif  ditetapkan sebesar Rp 4,5 juta.

Namun rencana pertemuan sempat tertunda akibat faktor cuaca, hingga akhirnya dijadwalkan ulang pada Kamis (13/11/2025) malam dan berlanjut ke dini hari Jumat.

Menurut keterangan penyidik, transaksi awal telah berjalan sesuai kesepakatan. 

Tetapi terduga tersangka tidak memiliki uang tunai untuk menyelesaikan pembayaran jasa tersebut.

"Saat itulah muncul niat jahat karena tersangka tidak memiliki uang sama sekali untuk membayar," kata Kombes Christian Tobing melansir TribunJatim.com, Kamis (20/11/2025).

Sumber: Tribun sulbar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved