Pesta Miras Oplosan

Kronologi 5 Pemuda Mamuju Tewas, 17 Dirawat Akibat Minum Alkohol Kadaluarsa dari Limbah BPOM Manado

Alkohol kadaluwarsa tersebut ternyata limbah dari BPOM Manado yang harusnya dimusnahkan.

Editor: Nurhadi Hasbi
Humas Polresta Mamuju
PESTA MIRAS OPLOSAN - Pesta miras oplosan di Papalang, Mamuju, berujung malapetaka, empat pemuda tewas usai minum cap tikus campur minuman penambah energi. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Terungkap kronologi lima pemuda di Papalang Mamuju tewas dan 17 masih dirawat bisa konsumsi minuman keras oplosan.

Miras oplosan tersebut rupanya alkohol kadaluwarsa.

Alkohol kadaluwarsa tersebut ternyata limbah dari BPOM Manado yang harusnya dimusnahkan.

Baca juga: Miras Oplosan Tewaskan Pemuda di Papalang Mamuju Sudah Kalaluwarsa, Ternyata Limbah dari BPOM Manado

Baca juga: Pesta Miras Oplosan di Papalang Mamuju Sudah Makan 5 Korban Jiwa, 17 Masih Dirawat

Kasi Humas Polresta Mamuju, Ipda Herman Basir, mengungkapkan, kasus ini bermula saat dua sopir angkutan limbah berinisial MD dan RJ membawa muatan dari BPOM Manado.

Muatan tersebut berupa makanan ringan, termasuk 15 jeriken alkohol kadaluarsa.

"Cairan ini berbahaya karena sudah kadaluarsa," kata Herman.

Seharusnya, dibawa ke gudang pemusnahan limbah di Papalang Mamuju.

Namun naas, saat MD singgah di rumahnya istirahat sebelum mengantar limbah ke lokasi pemusnahan sejumlah pemuda mendatanginya.

Para pemuda itu menanyakan apakah ia membawa minuman beralkohol khas Manado, yaitu Cap Tikus (CT).

Meskipun MD tidak bisa memastikan cairan itu adalah CT, ia berani memberikan sekitar dua liter karena cairan tersebut terlihat jernih.

Para pemuda itu membawa dua liter cairan dan mencampur dengan minuman energi bubuk lalu diminum.

Tak lama, kelompok lain datang dan juga meminta cairan sama.

MD kembali memberikan dua liter.

Permintaan terus berlanjut hingga keesokan paginya.

Sehari setelah mengonsumsi cairan tersebut, pada Jumat sore sekitar pukul 17.00 WITA, para pemuda mulai mengalami gejala keracunan, seperti pusing, mual, muntah, dan sesak napas.

Mereka dilarikan ke Puskesmas Tokore, namun karena banyaknya pasien, sebagian dirujuk ke beberapa rumah sakit, antara lain RS Mitra Manakarra, RSUD Mamuju, RS Bhayangkara, dan RS Regional Sulbar.

Keesokan harinya, Sabtu pagi pukul 10.00 WITA, korban pertama bernama Jayadi meninggal dunia, diikuti oleh korban lain, Arifudin, pada malam harinya.

Total lima orang tewas akibat keracunan.

Hingga saat ini, 17 korban lainnya masih menjalani perawatan intensif.

Herman Basir mengungkapkan, beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis.

"Kedua sopir ini mengetahui bahwa alkohol yang mereka bawa sudah kadaluarsa," tegas Herman.

Kasus ini masih terus didalami oleh pihak kepolisian untuk memastikan kronologi lengkap dan pertanggungjawaban hukumnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved