Berita Mamuju Tengah

Penyakit Darah Kembali Serang Tanaman Pisang di Topoyo Mamuju Tengah

Menurutnya, penyakit darah dikenal sangat menular dan dapat menyebar melalui beberapa cara.

Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Nurhadi Hasbi
Sandi Anugrah/Tribun-Sulbar.com
PENYAKIT DARAH - Pisang terjangkit penyakit darah di kebun warga Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Jumat (21/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Penyakit Darah kembali menyerang kebun pisang warga Desa Topoyo, merusak tanaman dan mengancam panen.
  • Penyakit BDB menimbulkan gejala daun layu, buah mengering, serta keluarnya cairan coklat kemerahan dari batang.
  • Warga berharap intervensi Dinas Pertanian karena penyakit mudah menular melalui alat, air, dan bibit terinfeksi.
 
 

 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Warga di Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, kembali dihadapkan ancaman terhadap tanaman pisang mereka, Jumat (21/11/2025).

Penyakit darah, atau lebih dikenal sebagai Penyakit Blood Disease Bacterium/BDB, dilaporkan kembali menyerang dan merusak sejumlah kebun pisang di wilayah tersebut.

Penyakit ini disebabkan bakteri Ralstonia syzygii subsp celebesensis ini menunjukkan gejala khas, yaitu daun menguning dan layu dengan cepat.

Baca juga: Benar-benar Tak Layak Konsumsi, Tahu dan Pisang Menu MBG Dibagikan ke Siswa Ditemukan Ulat

Baca juga: Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan Rusak Matakali Polman, 10 Tahun Tak Pernah Dibenahi

Selain itu, keluarnya cairan berwarna coklat kemerahan seperti darah dari batang atau bonggol pisang yang dipotong. 

Seorang warga, Latanang mengatakan, buah terinfeksi akan mengering.

Selain itu, pisang tidak dapat matang dan bagian dalamnya membusuk mengeluarkan cairan.

Ia khawatir, dapat menurunkan hasil panen secara signifikan dan merugikan secara ekonomi.

Bagi dirinya, Latanang mengandalkan pisang sebagai sumber pendapatan maupun konsumsi sehari-hari.

Menurutnya, penyakit darah dikenal sangat menular dan dapat menyebar melalui beberapa cara.

Diantaranya, peralatan pertanian (contohnya pisau atau sabit) yang tidak disterilkan setelah memotong tanaman sakit.

Kemudian, air yang mengalir dari area kebun yang terinfeksi dan bibit yang sudah terinfeksi sejak awal.

Untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih luas, ia berharap dinas pertanian diharapkan dapat segera turun tangan. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah 

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved