Berita Viral

Selain Rambu Solo, Berikut 5 Adat dan Budaya Sakral Masyarakat Toraja

Rambu Solo merupakan pesta kematian. Sebuah tradisi sakral bagi masyarakat Toraja.

Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun Sulbar / Hamsah Sabir
Suasana saat Mabadong berlangsung di rumah duka, Alm Obednego Depparinding, di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Selasa (12/9/2023). Ini adalah satu salah rangkaia upacara Rambu Solo 

4. Diiringi pula oleh musik tradisional (Pa’pompang) dan nyanyian ritual (Ma’badong).

4. Ma'nene

Ma’nene’ adalah salah satu ritual adat paling unik dan sakral masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan, yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan anggota keluarga yang telah meninggal dunia.

Ritual ini dikenal luas di dunia karena melibatkan pembersihan, penggantian pakaian, dan perawatan jenazah yang telah lama dimakamkan.

Kata “Ma’nene’” berasal dari bahasa Toraja, dari kata dasar nene’ yang berarti “leluhur” atau “orang tua yang telah meninggal”.

Secara harfiah, Ma’nene’ berarti “memberi pakaian baru kepada leluhur”.

Maknanya bukan hanya secara fisik, tetapi juga melambangkan kasih sayang, penghormatan, dan ikatan spiritual antara yang hidup dengan mereka yang telah meninggal.

Bagi masyarakat Toraja, kematian bukan akhir kehidupan arwah orang yang meninggal tetap hidup dalam ingatan dan hubungan keluarga yang terus dijaga melalui ritual ini.

Ritual Ma’nene’ biasanya dilakukan setiap 3 tahun sekali, terutama oleh masyarakat di wilayah Baruppu, Pangala’, dan Sa’dan (Toraja Utara).

Prosesi ini dilakukan setelah musyawarah keluarga besar dan biasanya bertepatan dengan masa panen, sebagai simbol rasa syukur.

Tahapannya meliputi:

1. Pembukaan makam (liang batu atau peti), lalu jenazah diangkat dengan penuh kehormatan.

2. Jenazah dibersihkan dari debu dan kotoran, lalu dikenakan pakaian baru yang telah disiapkan oleh keluarga.

3. Upacara doa dan syukur digelar, diiringi tarian adat dan nyanyian penghormatan.

4. Jenazah kemudian dikembalikan ke makam dengan tata cara adat yang penuh penghormatan.

Meskipun dilakukan dengan santai dan penuh kehangatan, seluruh prosesi tetap dijalankan dengan aturan adat yang ketat dan penuh rasa hormat.

5. Rampana Kapa

Dilansir dari journals ukitoraja dalam bahasa toraja, Rampana Kapa atau biasa disebut mendatangkan nikah yang artinya mengawini. 

Kata dasar Rampana yaitu ra'panni yang artinya melepaskan.

Sedangkan kapa dalam bahasa Indonesia sama dengan kapas yang artinya suci dan kesucian atau kasih diantara laki-laki dan perempuan.

6. Sisemba

Sisemba merupakan olahraga tradisional yang telah dilaksanakan oleh masyarakat toraja sejak dulu.

Sisemba dalam bahasa toraja berarti saling menendang kaki, biasanya dilalukan sebagai bagian dari ritual syukuran dan ritual kematian.

(*)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved