Makan Bergizi Gratis

Penyebab Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan di Mamuju

Penulis: Andika Firdaus
Editor: Munawwarah Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - MAKAN BERGIZI GRATIS - Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta Ainun Sahab Al-Chaeriyah Rangas, di Jl H Abd Malik Pettanna Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulbar, sedang makan bergizi gratis (MBG) pada Selasa (7/1/2025). Program MBG di Mamuju tetap berlangsung selama bulan Ramadan 1446 Hijriah.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, kini menghadapi kendala di wilayah Karema, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Program vital yang selama ini melayani 14 sekolah termasuk TK Pembina, SDN 4 Mamuju, MTs, dan MAN di kawasan tersebut, terpaksa dihentikan sementara.

Baca juga: Kronologi Pencurian Motor di Kabubu Mamuju Tengah, Jorang Pancing Pelaku Tertinggal

Baca juga: Juara STQH XI Sulbar Akan Wakili Daerah ke Ajang Nasional di Kendari

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Karema, Yusrah Sahra Aini membenarkan situasi tersebut.

Menurutnya, penghentian sementara ini bukan tanpa alasan, melainkan karena adanya perubahan sistem pembayaran.

"Ada perubahan sistem dari yang semula rekening pribadi yayasan, kini beralih ke sistem Virtual Account yang ditetapkan pemerintah pusat,". 

"Perubahan ini membuat penyaluran dana belum bisa dilakukan, sehingga kami harus menghentikan pelayanan untuk sementara waktu sambil menunggu penyesuaian sistem selesai,"ujar Yusrah saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (2/5/2025).

Kabar penghentian ini tentu saja memicu kekecewaan di kalangan wali murid. 

Seorang wali murid SD di Karema Ahmad Udin mengungkapkan keprihatinannya. 

"Ini program penting sekali untuk gizi anak-anak, kenapa bisa terhenti? Harusnya program prioritas nasional seperti ini tidak boleh ada kendala,"ujarnya.

Hingga saat ini, belum ada kejelasan kapan program MBG di Karema dapat kembali berjalan.

Ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak terhadap asupan gizi ribuan pelajar yang selama ini bergantung pada program tersebut.(*)

Laporan Wartawan Tribun Sulbar Andika Firdaus