Anak Tidak Sekolah

Disdikpora Majene: ATS Tinggi Karena Banyak Anak Lebih Pilih Bantu Orangtua Bekerja Cukupi Kebutuhan

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ANAK TIDAK SEKOLAH - Ruang Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Majene. Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Disdikpora Majene, Sarmin menyampaikan angka ATS di Kabupaten Majene masih terbilang tinggi.

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE — Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Majene menyampaikan keprihatinan atas masih tingginya angka Anak Tidak Sekolah (ATS).

Data terbaru, 1.757 anak tercatat tidak sekolah di Kabupaten Majene.

Angka itu tersebar di berbagai kecamatan, mencakup 179 Sekolah Dasar (SD) dan 49 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Baca juga: Wartawan Tanya ke SDK Soal Strategi Atasi Anak Tidak Sekolah, SDK: Ganti Kepala Dinasnya

Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Disdikpora Majene, Sarmin, mengungkapkan, faktor utama anak-anak tidak melanjutkan pendidikan adalah masalah ekonomi.

Banyak lebih memilih membantu orangtua bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga.

"Ini sangat kami sayangkan. Seharusnya mereka berada di bangku sekolah, tapi karena ikut orangtua bekerja, hak mereka untuk mendapatkan pendidikan justru terabaikan," kata Sarmin saat ditemui di Kantor Disdikpora Majene, Selasa (27/5/2025).

Sarmin menambahkan, meski angka ATS perlahan menurun dalam beberapa tahun terakhir, jumlah yang ada saat ini masih tergolong tinggi.

Kata dia, berbagai upaya telah dilakukan, seperti menjalin kerja sama dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat, serta menghadirkan program pendidikan nonformal seperti Paket A, B, dan C.

Untuk jenjang SMA/SMK, penanganan ATS menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Namun, untuk tingkat SD dan SMP, Disdikpora Majene terus berupaya menjangkau anak-anak yang putus sekolah atau belum pernah mengenyam pendidikan formal.

"Kami berharap ada sinergi dari semua pihak, baik pemerintah daerah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat, agar tidak ada lagi anak di Majene yang tertinggal dalam pendidikan," ujarnya.

Sarmin menegaskan, pendidikan adalah tanggung jawab bersama, dan komitmen kolektif sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan ATS yang masih membayangi masa depan generasi muda Majene.(*)

 Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab