Bahkan, pada tahun 2025, BPOM bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengungkap sebuah pabrik produksi Boje.
Namun, temuan itu dipastikan hanya puncak gunung es.
“Kalau ditemukan di satu tempat, pasti ada juga di tempat lain. Peredarannya sudah meluas,” tambahnya.
Burham mengakui, kasus penyalahgunaan obat, baik dextromethorphan maupun Boje cukup marak di Sulbar.
Efek jangka panjangnya bukan hanya menyebabkan kecanduan, tetapi juga kerusakan ginjal, gangguan mental, dan berujung pada kematian.
BPOM Mamuju mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak mencoba-coba obat yang tidak jelas asal-usulnya atau digunakan di luar anjuran medis.
“Sekali masuk ke dalam lingkaran penyalahgunaan, sangat sulit keluar. Obat-obatan ini bukan solusi untuk stres atau masalah hidup. Yang ada, justru menghancurkan masa depan,” tutup Burham. (*)
Laporan Reporter Tribun-Sulbar.com, Suandi