HARLAH PMII

Transformasi Gerakan PMII, Menuju Indonesia Emas 2045

Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fatur Rahman, S.T (TKN PB PMII)

Oleh: Fatur Rahman, S.T (TKN PB PMII)

PMII adalah organisasi kaderisasi, juga sebagai organisasi kemahasiswaan dan keislaman besar yang selalu memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara.

Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya kader PMII berkempeten lahir dan tersebar di berbagai sektor pemerintahan, baik eksekutif, legislatif, yudikatif dan berbagai lembaga negara lainnya.

Ini menjadi dasar bahwa kader PMII telah dibekali dengan dasar pengetahuan dan skill gerakan yang dibentuk melalui proses kaderisasi, sesuai potensi bidangnya masing masing.

PMII sebagai organisasi Islam lahir dari rahim NU pada 17 April 1960 lalu, masih eksis sampai hari ini tentunya telah melewati berbagai tantangan dan pasang surutnya kondisi zaman.

Salah satu diantaranya saat PMII harus dituntut dengan keadaan dilematis saat Nahdlatul Ulama (NU) sebagai induknya mengalami tekanan politik di era 1970-an oleh Pemerintahan Presiden Soeharto.

Baca juga: PMII Berdampak

Adanya pembatasan ruang gerak dan hampir dibubarkan karena perlawanannya pada struktur pemerintahan yang otoriter dan menindas rakyat kecil dan orang pinggiran, sehingga atas gejolak tersebut ketika NU dibubarkan tentunya PMII juga secara struktur akan tergerus oleh dinamika tersebut.

Sehingga dalam kondisi tersebut mengharuskan PMII dengan sikap dan fikiran yang visioner dan penuh pertimbangan, harus memisahkan diri secara struktural dengan NU pada 14 Juli 1972 di Malang.

Dikenal dengan deklarasi Murnajati, deklarasi yang menunjukkan komitmen Independensi PMII dalam memperjuangkan cita-cita nasional bangsa Indonesia.

Walaupun secara struktural terpisah dengan NU, namun secara cita-cita, amaliah, dan secara kultural masih berada pada satu nafas yang sama.

Kondisi bangsa yang mempengaruhi pasang surut PMII dari masa ke masa sudah sangat kompleks, kondisi politik, sosial, ekonomi, agama, dan pendidikan sangat mempengaruhi gerak organisasi telah banyak di tafsir oleh kader kader PMII.

Hal tersebut tidak meruntuhkan semangat juang PMII dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab moral kepada bangsa dan negara.

Atas dasar itulah membuat PMII tumbuh dewasa, berkembang dan mampu menjawab setiap tantangan zaman yang dilalui.

Atas dasar semangat dan komitmen PMII mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, membuat PMII mampu menjawab segala tantangan zaman dengan paradigma yang sangat dinamis sesuai dengan kondisi yang terjadi.

Ketika lahirnya paradigma PMII pada puncak zaman orde baru dimana kader-kader nahdiyyin seolah olah terpinggirkan oleh kekuasaan, merasakan kedzoliman rezim otoriter menindas rakyat, mengharuskan PMII merumuskan sebuah gerakan dengan paradigma Arus balik masyarakat pinggiran pada era Abdul Muhaimin Iskandar ( 1994 - 1997 ) yang berdasar pada peningkatan pendidikan, penguatan civil Society dan pengembangan SDM yang dikenal free market idea ( pasar bebas ide ).

Lahirnya paradigma kritik transformatif pada zaman Syaiful Bahri Anshori ( 1997- 2000 ) sebagai jawaban atas banyaknya praktik hegemoni kekuasaan negara dengan praktik praktik kekerasan dalam merespon segala tanggapan dan aspirasi masyarakat, dll.

Kemudian pada zaman Heri Herianto Azumi ( 2006-2008 ) yang melahirkan paradigma menggiring arus berbasis realitas, mengajak kader PMII untuk berorientasi pada gerakan strategis jangka panjang, untuk membaca dan menafsir realitas yang terjadi.

Kemudian pada masa M. Abdullah Syukri ( 2021 - 2024 ) melahirkan paradigma Produktif, bahwa PMII tidak hanya sebagai mitra kritis pemerintah, namun kader-kader PMII perlu untuk membuat karya nyata atau inovasi sesuai dengan profesi di bidang dan jurusannya masing-masing.

Atas dasar keadaan inilah, PMII harus selalu bersikap proaktif dalam mengawal segala kondisi dan perkembangan, serta isu-isu yang berkembang, dan merancang paradigma sesuai kebutuhan dan kondisi kebangsaan hari ini.

Sehingga perlu bekal dan pemahaman berfikir dinamis, kritis dan pemahaman universal kader hari ini, dengan paradigma yang selaras dengan kondisi sosiokultural kader PMII di wilayah masing-masing dan tidak bertentangan dengan subtansi nilai dasar Pergerakan dan Nilai Ahlussunnah Waljamaah (ASWAJA).

Sebagai organisasi kaderisasi, fokus utama PMII bergerak di kampus atau perguruan tinggi harus mencetak mahasiswa dinamis dan berkompeten disetiap agenda kaderisasi. 

Dengan ini kader PMII yang tersebar di seluruh perguruan tinggi harus dipastikan bahwa kader-kader tersebut mempunyai kualitas, cakap, bertanggungjawab dan tentunya harus dekat dan berinteraksi dengan Rakyat dan masyarakat secara umum.

Selaras dengan hal tersebut PMII harus mempunyai suatu rumusan yang terstruktur untuk pembekalan di setiap agenda kaderisasi formal baik Mapaba, PKD, PKL, PKN, maupun kaderisasi non formal.

Sehingga atas bekal ini kader PMII yang telah melalui proses, harus dipastikan bahwa dia sudah mampu survive dimanapun berada, dan sudah mampu membaca dan menafsir realitas di masyarakat.

Dengan demikian, PMII hadir menjadi solusi di setiap permasalahan bangsa mulai dari akar rumput.

Pada prinsipnya, PMII hari ini perlu pembenahan nyata, perlu melakukan akselerasi dan kemandirian organisasi untuk menuju organisasi berintegritas.

Juga perlu kiranya mempersiapkan bekal kuat untuk melakukannya secara masif. Juga perlu adanya transformasi organisasi.

Tata kelola organisasi yang pasang surut hari ini, menjadi penghambat bagi kemajuan organisasi. Adanya tantangan dan problem sama bagi setiap generasi, membuat PMII hanya bekerja dalam proses pembenahan internal, penyelesaian struktur, permasalahan kaderisasi, konflik internal, membuat organisasi lambat dalam pembangunan SDM.

Sehingga dalam mempersiapkan generasi yang matang hari ini menuju PMII maju dengan kader kadernya yang produktif akan memberikan sumbangsih nyata bagi kemajuan bangsa.

Penguatan Riset

Kemajuan ilmu pengetahuan bergantung pada hasil penelitian dan pengembangan.

Kader PMII hari ini harus berbasis data, informatif, kritis, analitis, dokumentatif dan sebagainya.

Dengan begini, kader PMII harus didorong membuat tulisan, artikel, buku dan sebagainya. Sehingga dari sinilah lahir SDM kader yang berkualitas.

Inovasi dan Produktivitas.

Kader yang telah matang dalam melakukan riset, perlu menciptakan inovasi dan produktivitas.

Di era distrupsi hari ini, pertarungan gagasan berbasis ekonomi digitali membutuhkan inovasi dari kader PMII sesuai dengan jurusan dan bidangnya, sebab lewat inilah kader mampu meningkatkan daya saing, produktivitas, pertumbuhan ekonomi dan kreativitas yang bisa menghasilkan ekonomi bagi kader tanpa menghilangkan nilai-nilai yang ada di tubuh PMII.

Akselerasi yang berbekal kekuatan riset dan produktivitas PMII tersebut membuat organisasi semakin bisa survive menuju Indonesia Emas 2045, turut andil memberikan sumbangsih nyata, dari segala aspek bidang ilmu pengetahuan. Termasuk berbasis teknologi informatif.

Dengan hasil-hasil produk dan inovasi kader kader PMII akan melahirkan pertumbuhan ekonomi, lewat pemasaran secara lokal, regional, nasional, internasional maupun penghasil ekonomi lewat digital, teknologi, media sosial, dll.

Berbekal kekuatan tersebut PMII sebagai organisasi yang kuat dan berintegritas pada 2045 dengan adanya Integrasi Ekonomi dan Penjaringan Ekonomi Global.

Pada cita-cita pembangunan PMII dengan seiring berjalannya menuju kemajuan perlu ada proses dan pengembangan diri yang dilakukan tiap individu kader.

Sebagai kader PMII yang dinamis tentunya harus mempunyai arah gerak menuju kemajuan, sehingga pengembangan diri tentu diperlukan sebagai landasan dalam bergerak pada ruang gerak organisasi dan sangat diperlukan pada setiap kader.

Sebab, tolak ukur dalam melihat kemajuan organisasi dilihat pada kader kader yang bergerak di dalamnya, organisasi tidak akan bisa bergerak tanpa ada yang menggerakkan.

Dengan ini tentunya setiap individu kader harus bergerak dinamis meningkatkan potensi, baik secara soft skill maupun hard skill nya.

Tentu, harus dibarengi dengan konsep yang dirancang secara bersama dalam wadah organisasi PMII, dalam keadaan inilah PMII menjadi corong dalam konsepsi arah, paradigma atau sebagai output dalam mencetak individu kader-kader yang nantinya akan siap ditempatkan pada segala sektor yang ada, sesuai minat dan bakat individu kader.

Pada prinsipnya, konsep pengembangan kader dalam tubuh PMII adalah konsep yang berkelanjutan dalam mengasah, dan memperluas keterampilan dan intelektual kadernya. Dengan begini, investasi kader jangka panjang lahir di dalam jiwa tiap kader PMII.

Selamat Harlah Pergerakanku ke-65 (1960 - 2025), Generasi Hebat Penggerak Perubahan. Salam Pergerakan..!!