Berita Majene

Korban Pemukulan dan Dugaan Pelecehan saat Demo HMI Majene di STIKES BBM Buka Suara

Penulis: Anwar Wahab
Editor: Nurhadi Hasbi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEMO HMI MAJENE - Suasana aksi demontrasi HMI di depan STIKES BBM Majene, Jl Baharuddin Lopa, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulbar, berakhir ricuh, Rabu (12/3/2025). Massa HMI dan mahasiswa Stikes BBM Majene bersitegang.

Aksi Kekerasan Berlanjut di Hari Kedua

Tidak hanya berhenti pada 12 Maret, keesokan harinya, 13 Maret 2025, demonstran kembali mendatangi kampus dengan jumlah massa yang lebih besar, termasuk demonstran perempuan.

 Mereka diduga ingin membenturkan diri dengan mahasiswi STIKES BBM, tetapi kali ini tidak ada lagi "pagar ayu" yang ditempatkan pihak kampus.

Demonstran mencari oknum yang merobek bendera mereka.

Aksi anarkis kembali terjadi, dengan beberapa di antara mereka berusaha menerobos masuk ke aula kampus, tempat puluhan mahasiswi diamankan.

JA, yang kebetulan berada di aula untuk mengurus syarat beasiswanya, turut merasakan ketakutan luar biasa.

"Saya dan beberapa teman berusaha menahan pintu, tetapi mereka mencoba menerobos. Tangan mereka bahkan masuk melalui celah jendela nako yang terbuka," katanya.

Situasi semakin mencekam dengan teriakan demonstran di luar ruangan.

"Seperti di film zombie, mereka mengejar kami dari luar," ungkapnya. 

Beruntung, pihak kampus dan kepolisian segera tiba dan mengevakuasi para mahasiswi yang ketakutan.

Hingga saat ini, JA masih mengalami trauma berat.

Ia mengaku takut bertemu laki-laki, panik saat mendengar suara keras, dan kesulitan tidur. 

Secara fisik, ia masih merasakan sakit kepala berdenyut serta nyeri di dada akibat pelecehan yang dialaminya.

"Harapan saya, pelaku segera ditangkap dan diproses hukum. Saya ingin melihat mereka pakai baju oranye (tahanan)," tegasnya.

JA juga menyebut bahwa banyak temannya yang menjadi korban kekerasan fisik, seperti bogem di pelipis, pemukulan di kepala dan badan, serta diinjak. 

Halaman
123