Berita Majene

Sosok Alm Caca di Mata Sahabat, Periang Ramah dan Punya Semangat Belajar yang Tinggi

Editor: Ilham Mulyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Tasya Rospiani Putri (17), finalis ajang Tomalolo Tomakappa yang tewas usai tertabrak ambulans

"Sebagai temannya tidak pernah ka berpisah dengan dia saya satu sekolah kurasakan sekali kebaikannya Caca ini," lanjutnya.

Sementara itu ayah Siti Tasya Rospiani Putri, Aan mengatakan tugas Caca telah selesai dalam perlombaan tersebu, setelah dirinya mewakili penampilan terakhir putrinya pada malam puncak pemilihan tomalolo tomakappaa tersebut.

Menurutnya sebagai ayah ia sangat terpukul, meski kini putrinya telah tiada namun tugas terakhir dari putrinya telah ia selesaikan di ajang bergengsi ini.

Diketahui Ayah Caca mewakili anaknya untuk penentuan lomba tomalolo tomakappaa 2024 Majene, dengan membawa selempang bertuliskan Siti Tasya Rospiani Putri ke atas panggung, dirinya mengungkapkan telah kuat berdiri di atas pementasan anaknya.

Diketahui untuk menghormati almarhumah Siti Tasya Rospiani Putri, pemenang lomba tomalolo tomakappa telah diraih olehnya, meski diwakili ayahnya, pencapaian tersebut merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada Siti Tasya Rospiani.

Kesaksian Sopir Ambulans

Sopir Ambulans bernama Agus Salim (51) kini menjalani pemeriksaan polisi usai menabrak remaja bernama Siti Tasya Rospiani Putri (17) di Jl Muh Yamin, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Rabu (14/8/2024).

Remaja putri finalis Tomalolo Majene ini tewas usai sempat dilarikan ke rumah sakit daerah.

Agus Salim menjalani pemeriksaan di Unit Penegak Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Polman.

Mobil Ambulans dengan nomor polisi DC 1051 C, saat ini juga ditahan sebagai barang bukti.

Mobil Ambulans kini terparkir di Satlantas Polres Polman, Jl Ratulangi Kelurahan Pekkabata, Polman, Rabu (14/8/2024). (fahrun Ramli Tribun Sulbar)

"Motornya terlempar ke jalan jadi saya tidak bisa hindari, korban Jatuh duluan, cuman saya tidak bisa menghindari," terang Agus Salim kepada wartawan.

Dia mengaku berangkat dari Puskesmas Campalagian menuju ke rumah sakit daerah di Polewali.

Membawa pasien anak kecil mengidap penyakit DBD yang harus dirujuk ke ruang sakit daerah.

Saat itu Ambulans yang dikendarainya melaju dengan kecepatan tinggi karena sedang buru-buru sehingga tidak dapat menghindar.

"Saya tadi malam itu memang sudah undur gas, karena padat kendaraan, tapi sudah tidak bisa dihindari," lanjutnya.

Halaman
1234