TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Atlet pencak silat perwakilan Sulawesi Barat (Sulbar), Lestari, hampir gagal bertanding di ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang berlangsung di Jakarta pada Selasa (13/8/2024).
Penyebabnya adalah adanya pelatih yang seharusnya mendampinginya, sebuah syarat utama untuk bisa berkompetisi di ajang tersebut.
Baca juga: Anggaran O2SN Sulbar Ternyata Ratusan Juta, Atlet Kok Tidak Pakai Seragam?
Baca juga: Mobilnya Dirusak Tiba-tiba Muh Nur & Keluarganya Trauma, Kaca Mobil Pecah
O2SN yang diadakan pada 11-17 Agustus 2024 untuk jenjang SMA/MA/sederajat ini, mensyaratkan setiap peserta harus didampingi oleh pelatih berlisensi.
Namun, Lestari hampir terdiskualifikasi karena tidak memiliki pendamping.
Untuk mengatasi hal ini, ia terpaksa meminjam pelatih dari kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Sumatera Utara agar bisa bertanding.
Lestari mengaku, pelatih kontingen DIY yang menawarkan diri mendampinginya bertanding.
Hal tersebut karena saat panitia menanyakan pelatihnya, Lestari kebingungan karena pelatihnya tidak ada.
Selain kekurangan pelatih, kontingen O2SN Sulbar juga tidak membawa sabuk, sehingga Lestari harus meminjam sabuk dari atlet lain.
Meski menghadapi berbagai kendala, Lestari berhasil bertanding dan bahkan memenangkan pertandingan melawan perwakilan dari Gorontalo.
“Alhamdulillah, tadi saya lolos setelah melawan Gorontalo,” ujar Lestari saat dihubungi pada Selasa (13/8/2024).
Masalah ketidakhadiran pelatih ini menuai kontroversi. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulbar, Mithar Thala Ali, membantah adanya kekurangan pendamping.
Ia menegaskan bahwa pendamping dan pelatih yang ikut ke Jakarta sudah lengkap, termasuk untuk cabang pencak silat.
“Terkait klaim pelatih silat kurang atau tidak ada itu tidak betul,” jelas Mithar dalam klarifikasinya kepada Komisi IV DPRD Sulbar pada Selasa siang.
Sementara itu, seorang pelatih pencak silat Sulbar, Farid, menyayangkan kejadian ini.
Menurutnya, masalah tersebut menunjukkan kurangnya keseriusan pemerintah, khususnya Disdikbud Sulbar, dalam memajukan prestasi siswa di bidang olahraga.
Farid menambahkan, dirinya seharusnya ikut mendampingi atlet pencak silat dari Sulbar yang bertanding di tingkat nasional.
Sebab, dua dari empat atlet pencak silat kontingen O2SN Sulbar merupakan anak didiknya.
Farid mengungkapkan bahwa ia batal berangkat ke Jakarta karena terkendala biaya.
“Kemarin saya tidak jadi berangkat karena kendala biaya. Sebenarnya anggaran dari Diknas ada, tapi itu baru bisa digunakan setelah pelaksanaan selesai. Artinya, pendamping harus pakai dana pribadi dulu. Masalahnya, saya tidak ada dana awal, belum lagi biaya hotel dan keperluan lainnya di lokasi kegiatan, itu bukan biaya sedikit bagi saya,” kata Farid.(*)
Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi