TRIBUN-SULBAR.COM -- Sistem rekapitulasi online Komisi Pemilihan Umum (KPU) terutama Sirekap dan situs pemilu2024.kpu.go.id mendapat banyak sorotan dari masyarakat.
Kejanggalan demi kejanggalan viral di media sosial, membuat publik heboh.
Hal ini mendorong banyak masyarakat mengakses Sirekap dan situs pemilu2024.kpu.go.id
Masyarakat terdorong mengecek satu per satu C 1 hasil dengan data tabulasi di sistem pemilu2024.kpu.go.id.
KPU pun sudah mengklarifikasi temuan kejanggalan itu setelah viral di banyak platform media sosial.
Mereka mengakui terdapat kesalahan akibat ketidaksempurnaan pembacaan (optical character recognition/OCR) dokumen C1 yang diunggah melalui Sirekap.
Kesalahan itu terjadi di 2.325 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Atas dasar itu, Cyberity melakukan investigasi gabungan untuk mendalami sistem keamanan web aplikasi Sirekap (sirekap-web.kpu.go.id) dan pemilu2024.kpu.go.id.
Dari penelusuran situs yang kami lakukan, Cyberity temuan beberapa hal sebagai berikut:
1. Sistem pemilu2024.kpu.go.id dan sirekap-web.kpu.go.id menggunakan layanan cloud yang lokasi servernya berada di RRC, Perancis dan Singapura.
2. Layanan cloud tersebut merupakan milik layanan penyedia internet (ISP) raksasa Alibaba.
3. Posisi data dan lalu lintas email pada dua lokasi di atas, berada dan diatur di luar negeri, tepatnya, di RRC.
4. Terdapat celah kerawanan keamanan siber pada aplikasi pemilu2024.kpu.go.id.
5. Ketidakstabilan aplikasi Sirekap, Sistem Informasi Rekapitulasi Suara dan Manajemen Relawan terjadi justru ketika pada masa krusial, masa pemilu dan beberapa hari setelahnya.
Berdasar temuan tersebut, Cyberity menyatakan: