TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Minimnya fasilitas sarana prasarana di SMPN 8 Kalumpang menjadi sorotan kalangan legislatif.
Anggota DPRD Kabupaten Mamuju, Sugianto meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan persoalan pendidikan hingga ke pelosok.
"Tidak ada jalan lain, kalau tidak punya gedung sekolah, pemerintah harus menjadikan hal tersebut program prioritas," ujarnya saat dikonfirmasi TribunSulbar.com (16/11/2022).
Kata dia, pihaknya akan mengupayakan agar dapat dianggarkan pada APBD 2023.
Terlebih, sekolah yang berdiri sejak 2018 itu, belum memiliki gedung yang layak sampai sekarang.
"Ini sedang pembahasan, saya coba berkomunikasi dengan komisi mitra khusus di bidang pendidikan dan sudah direspon," kata Sugianto.
"Saya juga akan kawal ini sampai ke tim TAPD," tambahnya.
Menurut Sugianto, bisa saja ada siswa yang tidak terbiasa masuk ke dalam gereja sekalipun dengan alasan bersekolah.
Bisa saja, siswa-siswi yang sebelumnya keluar terkendala dengan hal itu.
"Saya rasa mungkin tidak seperti itu sekalipun beda keyakinan, saudara-saudara kita juga di sana," ucapnya.
Dia mengapresiasi upaya yang dilakukan pengelola sekolah tersebut, terutama kepala sekolah.
"Terimakasih pengelola, karena sudah berusaha membantu anak-anak kita mendapatkan ilmu," tutup Sugianto.
Sebelumnya, siswa-siswi SMP Negeri 8 Kalumpang diketahui melakukan proses belajar mengajar di sebuah gereja.
Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Kalumpang, Hartini Tamandalan menuturkan terpaksa menggunakan gereja karena selama sekolah dibangun belum ada gedung yang layak.
"Saya baru ditugaskan tahun 2022, sekolah dibangun tahun 2018, dari informasi pengelola memang sempat direncanakan tapi terjadi refokusing anggaran," jelasnya.
Gedung yang tadinya direncana siap untuk tiga ruangan, ternyata hanya terealisasi satu dengan posisi jauh di dalam hujan.
Jumlah siswa yang tersisa saat ini, kurang lebih berkisar 100 orang.
Pihak sekolah menyediakan ruang belajar yang diskat menggunakan triplek untuk kelas 7, 8, dan 9, masing-masing kelas terdapat 20-40 siswa.
"Paling sedikit sekarang satu ruangan hanya 10 orang," paparnya.
Tahun ajaran 2022-2023 pihak sekolah menerima 20 orang siswa, berkurang hingga 50 persen dari yang pendaftaran yang biasanya dilakukan.
Terpisah, Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Mamuju, Abdul Rahman M menjelaskan pihaknya belum dapat membangunkan gedung sekolah.
"Dari informasi kepala bidang lama, gedung ada memang seharusnya tiga ruangan hanya dikurangi jadi satu saja," ujarnya.
Pihaknya sudah berkomunikasi dengan pemerintah pusat terkait pembangunan sekolah.
"Mereka katakan harus tuntas, dalam artian ketika dibangun tidak ada lagi kebutuhan yang tertinggal, jadi sekalian," jelas Abdul Rahman.
Kata dia, prosesnya akan dilakukan pada tahun 2024 karena dikhawatirkan apabila tidak maksimal sekolah akan kembali kosong," pungkasnya. (*)
Laporan Wartawan Tribunsulbar.com Zuhaji