TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Potensi fenomena La Nina sering terjadi disemua wilayah di Indonesia, termasuk di Sulawesi Barat (Sulbar).
La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Diketahui El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya.
Sementara, La Nina merupakan fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.
Pendinginan Suhu Muka Laut (SML) ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Rabu 3 November 2021: Potensi Hujan Lebat Semua Wilayah di Sulbar
La Nina juga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya.
Hal tersebut, disampaikan Prakirawan BMKG Majene, Muhammad Sultan Djakaria saat dihubungi, Selasa (2/11/2021) malam.
"La Nina ini merupakan fenomena yang sering terjadi. Dari intensitas hujan tinggi ini tentu akan berdampak lagi menjadi bencana hitromologi seperti Banjir dan Longsor," kata Muhammad Sultan.
Lanjutnya, tahun ini hingga tahun 2022 antara bulan Februari-Maret La Nina sedang menuju La Nina lemah.
Dampaknya sendiri di Sulbar dapat meningkatkan intensitas curah hujan.
"Curah hujan yang tertatar bisa meningkat 20 hingga 40 persen," bebernya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Rabu 3 November 2021: Potensi Hujan Lebat Semua Wilayah di Sulbar
Baca juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Dhuha, Waktu Mengerjakan dan Doa Setelah Sholat Dhuha
Dia mencontohkan misalnya curah hujan di Majene 50 mili meter dalam sehari dan bisa dia meningkatkan curah hujan itu menjadi 20 hingga 40 persen.
Sehingga, akan naik menjadi 70 mili meter setiap hari.
"Jadi kita tetap waspada potensi La Nina ini karena dapat meningkatkan intensitas curah hujan," ungkap Muhammad Sultan.
Sehingga, tetap waspada jika intensitan hujan tinggi.(*)
Laporan Wartawan TRIBUN-SULBAR.COM, Habluddin